Page 275 - Belajar dan Pembelajaran
P. 275

pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi. Dilihat dari karakteristik
                  fisika-nya itu sendiri, ada beberapa faktor  yang menyebabkan fisika
                  itu  sulit.  Pertama,   fisika  menggunakan  konsep/pengertian  empiris
                  yang diberi arti khusus-ketat, sehingga tidak lagi sepenuhnya identik
                  dengan    arti   konsep/pengertian     itu   dalam    hidup    sehari-
                  hari.   Misalnya,  konsep  usaha  dalam  fisika  didefinisikan  sebagai
                  perkalian  titik  antara  gaya  dengan  perpindahan  (W   =  F.s),   yang
                  konsekuansinya  usaha  berharga  nol  bila  gaya  tegak  lurus  dengan
                  perpindahan.  Contohnya  usaha  oleh  gaya  dari  tangan  kita  yang
                  dilakukan untuk mengangkat  benda  dan  bergerak  horizontal  adalah
                  nol . Kedua, fisika menggunakan aturan-aturan (hukum-hukum) fisika
                  yang  ternyata  dapat  dirumuskan  secara  matematika, sehingga  dapat
                  diolah  secara  matematika  untuk  memperoleh  kesimpulan  matematis
                  yang  baru.  Dengan  demikian  kemampuan  matematis  menjadi
                  prasyarat  untuk  memahami  fisika.  Ketiga, fisika  menggunakan  daya
                  analisis  fisis  terhadap  hasil  matematika  itu,  serta  kreativitas-terlatih
                  untuk  dapat  menggali  interpretasi  yang   “masuk  akal”,  untuk
                  memperoleh wawasan yang terkadang tidak terduga sebelumnya.

                   2.  Analisis Instruksional
                        Dari   kegiatan   mengidentifikasi   kebutuhan    instruksional
                  diperoleh  jenis  pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap  yang  tidak
                  pernah dipelajari atau belum dilakukan dengan baik oleh siswa. Jenis
                  pengetahuan, keterampilan, dan sikap tersebut masih bersifat umum
                  atau garis besar. Ia merupakan hasil belajar yang diharapkan dikuasai
                  oleh  siswa  setelah  menyelesaikan  pembelajaran.  Hasil  belajar  ini
                  disebut tujuan instruksional. Karena sifatnya yang masih umum maka
                  disebut tujuan instruksional umum (TIU) (Suparman, 2004:89).
                        Bloom dalam Suparman (2004:89) membagi tujuan instruksional
                  menjadi tiga kawasan menurut jenis kemampuan yang tercantum di
                  dalamnya.  Tujuan  yang mempunyai  titik  berat kemampuan  berpikir
                  disebut  tujuan  dalam  kawasan  kognitif.  Kemampuan  mengingat,
                  memahami,      menerapkan,      menganalisis,    menyintesis,    dan
                  mengevaluasi  sesuatu  merupakan  jenjang  kemampuan  dalam
                  kawasan ini. Tujuan yang mempunyai fokus keterampilan melakukan


                                                                                    263
   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280