Page 12 - Thesis Awan
P. 12
2
Komponen kimia asap cair dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu pirolisis
dan komponen proksimat penyusun kayu sebagai bahan baku seperti selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Perbedaan komponen kimia asap cair terutama kandungan fenol
dan asam diduga sangat mempengaruhi kemampuannya dalam menghambat
pertumbuhan jamur (Aisyah et al. 2013). Selain proksimat penyusun kayu, suhu pirolisis
asap cair dan konsentrasi asap cair juga memberikan pengaruh terhadap penghambatan
pertumbuhan mikroorganisme perusak kayu (Oramahi el al. 2018) Semakin tinggi suhu
dan waktu operasi maka semakin banyak volume asap cair yang dihasilkan dari proses
pirolisis (Akbar et al.2013). Salah satu kayu yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
asap cair sebagai antijamur dan antirayap adalah kayu durian. Suhu pirolisis merupakan
karakteristik untuk pengoptimalan pemanfaatan asap cair. Beberapa peneliti
memanfaatkan asap cair sebagai bahan antijamur dan antirayap pada suhu pirolisis antara
suhu 300-450C. Adfa et al (2017) menyatakan bahwa asap cair dari kayu durian
mengandung komponen kimia yang dominan seperti asam asetat dan asap cair tersebut
berfungsi sebagai bahan antirayap. Subekti dan Yoshimura (2020) menyatakan bahwa
adanya perbedaan kemampuan asap cair dari bambu pada suhu 300C dan 450C terhadap
kemampuan sebagai bahan antijamur dan antirayap. Asap cair pada suhu 450C lebih
efektif dalam menghambat pertumbuhan Trametes versicolor dan Fomitopsis palustris
serta efektif dalam mengendalikan rayap Coptotermes formosanus pada perlakuan
konsentrasi asap cair 10% dengan mortalitas sebesar 100%. Perbedaan suhu pirolisis
pembuatan asap cair dan komponen penyusun asap cair terutama kandungan asam asetat
dan fenol diduga sangat memengaruhi kemampuan sebagai pengendali organisme
perusak kayu. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian asap cair dari kayu
durian pada suhu pirolisis 350 C, 400C, dan 450C dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%
dan 4% untuk mengevaluasi sifat antijamur terhadap Schizophyllum commune dan
antirayap terhadap Coptotermes curvignathus dengan konsentrasi 3%, 6%, 9% dan 12%
sebagai bahan pengawet kayu alami yang ramah lingkungan.