Page 23 - Eko Daryono - Koneksi Antar Materi Modul 1.4
P. 23
2. Kuatnya paradigma “hukuman efektif untuk mendisiplinkan” sehingga masih ditemui rekan sejawat memberikan
hukuman kepada siswa, misal membersihkan lingkungan sekolah saat terlambat sekolah, berdiri di depan kelas karena
membuat gaduh, disuruh duduk di luar kelas karena tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
3. Lemahnya dukungan orang tua/wali murid terkait penerapan budaya positif saat murid bersama keluarga karena
terwujudnya budaya positif memerlukan peran semua pihak.
4. Daerah di sekitar sekolah yang tergerus industrialisasi ternyata mengikis nilai-nilai kearifan lokal yang sebenarnya
menjadi sumber utama nilai-nilai kebajikan universal, misalnya lunturnya gotong royong, tumbuhnya perilaku
materialistis, individualistis dan sebagainya
5. Tantangan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang membuat semakin mudahnya pengaruh negatif
berkembang dalam diri siswa
Alternatif Solusi
Alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan IHT atau pengimbasan terkait dengan materi budaya positif beserta aksi nyatanya.
2. Menyelenggarakan forum diskusi secara berkesinambungan sekaligus pendampingan saat guru yang sering
menghukum menangani murid yang melakukan pelanggaran
3. Sosialisasi serta kegiatan parenting yang dilaksanakan secara terjadwal agar orang tua/wali murid menyadari
pentingnya budaya positif
4. Memperkuat penananam karakter berbasis nilai-nilai kebajikan universal melalui aktivitas pembiasaan dan kegiatan
sekolah, missal Jum’at bersih, Jum’at sedekah dan sebagainya.
5. Edukasi kecakapan digital yang dilakukan oleh semua stakeholder khususnya wali kelas, guru Bk dan guru Informatika
terhadap semua murid yang dilaksanakan secara terus menerus.