Page 27 - E-MODUL BIOTEKNOLOGI SMA
P. 27
BIOTEKNOLOGI SMA/MA KELAS XIII
Mengkloning suatu sel berarti menghasilkan satu populasi sel dari sel tunggal. Proses ini
sangat mudah dilakukan pada organisme uniseluler seperti bakteri dan ragi yang hanya
memerlukan proses inokulasi pada medium yang tepat. Akan tetapi, hal ini akan menjadi suatu
pekerjaan yang menantang bila proses kloning sel tersebut dilakukan pada organisme
multiselular karena tidak terdapat medium khusus untuk menumbuhkan sel-sel ini.
2. Kloning sel punca (cloning stem cells)
Metode ini juga dikenal dengan istilah Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT). Teknik ini
digunakan untuk menghasilkan embrio bagi keperluan penelitian atau terapi yang digunakan
untuk memanen sel-sel punca (stem cell) yang digunakan untuk mempelajari perkembangan
manusia dan potensinya untuk memerangi penyakit. Meskipun metode ini tidak dikembangkan
untuk menghasilkan kloning manusia, metode ini menjadi dasar pengembangan kloning pada
hewan ternak, salah satunya adalah Dolly, kloning hewan pertama melalui metode SCNT.
Tahukah kamu?
Sel punca memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk terapi berbagai penyakit sehingga
menimbulkan harapan baru untuk dunia pengobatan. Sel punca embrionik sangat plastis dan
mudah dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel, seperti neuron, kardiomiosit,
osteoblast, fibroblast, dan lainnya. Oleh karenanya, sel punca embrionik dapat digunakan untuk
transplantasi jaringan yang rusak.
c. Organism cloning
Percobaan kloning hewan menggunakan teknik SCNT pertama kali dilakukan oleh Hans
Spermann dan Hilde Mangold pada tahun 1928 menggunakan embrio amfibi yang menemukan
efek yang dikenal sebagai embryonic induction, yang dimiliki oleh berbagai bagian dari embrio
yang mengarahkan pada perkembangan jaringan dan organ tertentu.
Pada tahun 1952 Robert Briggs dan Thomas King dua orang ilmuwan dari Amerika Serikat,
mencoba menerapkan teknik kloning pada katak. Mereka memindahkan inti sel somatic dari
seekor berudu kedalam sel telur katak yang intinya telah dikeluarkan kemudian berkembang dan
menghasilkan berudu yang normal. Sepuluh tahun kemudian, pada 1962, John B. Gurdon juga
mencoba mengkloning katak. Katak hasil kloningnya banyak yang cacat (abnormal), kemudian
mengulang dan menyempurnakan percobaannya sehingga dihasilkan katak yang tumbuh noral
dan tumbuh dewasa.
Setelah kloning pada katak berhasil, para ilmuwan tertarik untuk menerapkan teknik kloning
pada mamalia. Tahun 1977, Karl Illmensee ilmuwan dari Jerman berhasil mengkloning tikus.
Tahun 1984, Steen Wlldsen ilmuwan dari Inggris mengkloning kambing. Kambing pertama hasil
kloning lahir pada tahun 1985 yang diberi nama Megan dan Morag, merupakan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Keith Campbell dan Ian Wilmut. Satu tahun kemudian Ian Wilmut dan
17 | P a g e