Page 36 - Flibbok klp 2
P. 36
Kedua jenis plagiarisme ini adalah sesuatu universal yang harus mendapatkan
sanksi yang sama, jadi ada atau tidaknya peraturan pada suatu lembaga pendidikan
tentang plagiarisme agar tidak bisa melakukan plagiarisme.
3. Klasifikasi Berdasarkan Proporsi atau Persentasi Kata, Kalimat, Paragraf
yang Dibajak.
a. Plagiarisme ringan <30%
b. Plagiarisme sedang: 30-70%
c. Plagiarisme berat atau total: >70%
(angka-angka tersebut dapat dibuat secara arbitrer berdasarkan “kepantasan”,
tanpa dasar kuantitatif yang definitive).
4. Berdasarkan pada pola plagiarism
a. Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing)
Plagiarisme kata demi kata sama dengan plagiarisme total, ialah menjiplak
serangkaian kalimat demi kalimat, kata demi kata, sehingga secara keseluruhan
menjadi plagiarisme.
b. Plagiarisme mosaic
plagiarisme yang dilakukan dengan menggabungkan atau menyisip kata atau
menyambung, frase, atau kalimat yang diambil dari orang lain dengan penulis
lainnya dengan tidak memberi rujukan sehingga memberi kesan hal tersebut
adalah kalimat asli penulis.
Selain itu, masih dikenal pula istilah autoplagiarism atau self-plagiarism (vide
infra), yaitu apabila kita mengambil gagasan karya sendiri yang sudah pernah
diterbitkan perlunya dicantumkan rujukan atau situasinya. Jika tidak, maka dapat
dianggap autoplagiarisme atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme tersebut dianggap
“ringan”, namun apababila dikemudian hari dimanfaatkan missal untuk
menambahkan kredit akademik), maka dapat dianggap sebagai pelanggaran “berat”
etika akademik.
C. Plagirisme Secara Hukum
Keresahan antar sesama penulisan diakibatkan oleh tindak plagiat karena
dianggap mencuri dan tidak dapat menghargai ide orang lain. Plagiat juga dapat
menyebabkan terseret orang untuk “ribut” dengan orang lain atau dengan pihak yang
merasa dirugikan. Selain itu, pamor dan kredibilitas akan hilang bagi yang
bersangkutan. Dari tindakan plagiarisme banyak kasus-kasus yang kemudian menjadi
jabatan dalam pekerjaan atau gelar pendidikan pelaku plagiat dicabut dan hasil karya
plagiatnya juga dihapus sehingga sangat mencoreng nama baik.
Penghargaan atas karya intelektual sudah semakin dijunjung tinggi di Negara
maju bahkan kesadarannya sekalipun sehingga pelanggaran atas hal tersebut pasti
sanksinya berat. Di Indonesia jika terjadi tindakan plagiat dapat didakwa melanggar

