Page 197 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 197

BAB V


                 BAHAN MATERI FILM PENDEK
                 ‘DETIK-DETIK YANG MENENTUKAN’


                 (JAWA TIMUR)


                 5.1 Latar Belakang Sejarah Skenario Film Pendek  di Jawa Timur

                 a. Surabaya Sebelum Proklamasi
                       Surabaya  adalah  ibukota  Jawa  Timur.  Menurut  sejarah  Surabaya

                 berasal dari “Suro” dan “Baya” yang berarti “Berani” melawan “Bahaya”.
                 Sedangkan pengertian dari pemuda atau yang paling umum dipanggil
                 dengan julukan arek–arek Surabaya bukan dalam pengertian yang sempit,
                 yaitu hanya terbatas pada penduduk asli kota Surabaya saja, melainkan

                 dalam pengertian yang luas, yaitu sifat khas para pelakunya yang berasal
                 dari seluruh pelosok tanah air Indonesia. Dengan demikian yang dimaksud
                 dengan sebutan arek–arek Surabaya tidaklah semata–mata kepada
                 penduduk asli kota Surabaya atau Jawa Timur saja, melainkan kepada sifat

                 khas para pelakunya dari pelosok tanah air.
                       Pada tanggal 8 Maret 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
                 yang merupakan tanda berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda di
                 Indonesia dan secara resmi rezim berganti dengan pemerintahan Jepang.

                 Pada tanggal 9 Maret 1942 pemerintah Jepang menetapkan sebagai hari
                 pembangunan Jawa Baru yang memasukan wilayah Jawa sebagai anggota
                 dari Persemakmuran bersama  Asia  Timur Raya.  Pada  umumnya, Jawa
                 dianggap sebagai daerah yang secara politik paling maju, namun secara

                 ekonomi kurang penting. Keunggulan dari wilayan Jawa dilihat dari sumber
                 daya manusia yang merupakan sumber utama.
                       Kedudukan pemerintahan militer ke-16 di Jawa merupakan
                 pemerintahan sementara yang diatur dalam undang-undang Osamu Seirei.


                                                                                     197
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202