Page 207 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 207

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                 di Surabaya. Dalam surat tersebut menyatakan bahwa rakyat Surabaya
                 harus menyerahkan senjata dan diberikan waktu pukul 06.00 pagi tanggal

                 10 November 1945. Jika ultimatum tersebut tidak di patuhi maka Inggris
                 akan mengerahkan kekuatan darat, laut dan udara untuk menghancurkan
                 Surabaya. Oleh karena itu, rakyat Surabaya yang mempersiapkan diri untuk

                 membuat pertahanan dalam kota. Komandan pertahanan kota, Soengkono,
                 pada tanggal 9 November pukul 17.00 mengundang semua unsur kekuatan
                 rakyat dari komandan TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI,
                 PTKR, TKR Laut untuk berkumpul di Markas pregolan 4.
                       Soengkono mempersilahkan siapa pun yang ingin meninggalkan kota.

                 Namun, mereka bertekad untuk mempertahankan kota Surabaya. Mereka
                 membubuhkan tanda tangan pada secarik kertas sebagai tanda setuju, dan
                 diteruskan dengan ikrar bersama. Dengan adanya ultimatum ini, pemimpin

                 Surabaya mengadakan pertemuan. Mereka melaporkan kepada presiden,
                 namun hanya diterima oleh Menteri Luar Negeri Ahmad Subardjo. Menteri
                 luar negeri menyerahkan keputusan kepada rakyat Surabaya. Secara resmi
                 pada pukul 22.00, Gubernur Soeryo melalui radio, menyatakan menolak
                 ultimatum  Inggris. Sebelum  waktu  ultimatum habis,  kota Surabaya telah

                 dibagi  menjadi  3  sektor  pertahanan. Garis  pertahanan  ditentukan  dari
                 JalanJakarta, tetapi penempatan pasukan agak mundur ke Krembangan,
                 Kapasan, dan Kedungcowek. Garis kedua di sekitar Viaduct. Garis ketiga di

                 daerah Darmo. Pembagian tiga sektor meliputi sektor barat, sektor tengah,
                 dan timur. Sektor barat dipimpin oleh Koenkiyat. Sektor tengah dipimpin
                 oleh Kretarto, dan Marhado, sedangkan sektor timur dipimpin oleh Kadim
                 Prawirodihardjo. Sementara itu, radio perlawanan yang dipimpin oleh
                 Bung Tomo membakar semangat juang rakyat. Siaran ini dipancarkan dari

                 Jalan Mawar No. 4.
                       Pada tanggal 10 November tepat pukul 06:00 setelah habis waktu
                 ultimatum. Inggris mulai menepati janjinya dengan mengempur Surabaya




                                                                                     207
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212