Page 6 - Perlawanan Indonesia terhadap para Penjajah-Pundhirela
P. 6

Kedatangan  Belanda  disambut  baik  rakyat  Banten.  Namun  setelah  mengetahui
                         kedatangannya ingin menguasai hasil pertanian dan pasar perdagangan, rakyat menjadi
                         tidak senang dan berbalik mengusir Belanda dari Banten. Belanda datang kedua kalinya ke
                         Indonesia dengan sikap yang lebih baik dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang
                         telah dilakukan sebelumnya. Mereka berhasil membawa pulang rempah-rempah dalam
                         jumlah banyak. Belanda menjadi semakin termotivasi untuk bergadang ke Indonesia. Demi
                         mencapai  tujuannya,  Belanda  juga  membentuk  wadah  bagi  para  pedagang  rempah-
                         rempah yang berasal dari Belanda. Tahun 20 Maret 1602 Belanda membentuk lembaga
                         VOC (Verenigde Oost- Indische Companignie), yaitu Perkumpulan Dagang Hindia Timur.
                         Tujuannya  mengatur  sistem  perdagangan  rempah-rempah  bagi  pedagang  dari  Belanda
                         agar  tertib  dan  memiliki  standarisasi  harga  (mengurangi  persaingan  antar  pedagang
                         Belanda).  Namun  dalam  perkembangannya,  pegawai  VOC  banyak  yang  melakukan
                         penyelewengan/  korupsi  sehingga  pada  tahun  1799  Pemerintah  Belanda  secara  resmi
                         membubarkan  VOC.  Imbas  pembubaran  tersebut,  perdagangan  rempah-rempah  di
                         Indonesia  berada  dibawah  kendali  Belanda.  Nasib  petani  Indonesia  justru  semakin
                         memprihatinkan. Rakyat dipaksa menanam rempah-rempah dan harus menjualnya kepada
                         Belanda  dengan  harga  yang  sangat  murah  (monopoli).  Belanda  juga  melakukan  tanam
                         paksa kepada petani untuk menanam tanaman tertentu tanpa diberi imbalan layak. Selain
                         itu, di bawah pemerintahan Gubernur Deandeles, rakyat juga harus melakukan kerja paksa
                         (rodi) seperti membangun jalan Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 km. Proyek tersebut
                         memakan  banyak  korban  akibat  kekelahan  dan  medan  yang  sangat  berat.  Penjajahan
                         Belanda berlangsung kira-kira selama 350 tahun. Selama itu pula, rakyat Indonesia hidup
                         menderita.  Meskipun  berbagai  perjuangan  telah  dilakukan,  namun  hasilnya  belum
                         maksimal. Perjuangan rakyat selalu kandas karena masih berjalan sendiri-sendiri tanpa ada
                         persatuan.  Berbagai  perlawanan  yang  dilakukan  oleh  para  pahlawan  bangsa  untuk
                         mengusir penjajahan Belanda dari nusantara antara lain:


                      a)  Perlawanan Sultan Agung
                         Sebagai raja kerajaan Mataram, Sultan Agung tidak mau berkompromi dengan VOC. Sultan
                         Agung tidak ingin rakyatnya ditindas dengan sistem tanam paksa dan kerja rodi. Belanda
                         marah dan berusaha menaklukkan kerajaan Mataram. Beberapa serangan Belanda tidak
                         membuat Sultan Agung takut. Sultan Agung sebanyak dua kali menyerbu kota Batavia yang
                         dikuasai Belanda. Namun penyerbuan selalu berakhir dengan kekalahan.



















                                                       Gambar 4. Sultan Agung
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11