Page 10 - Perlawanan Indonesia terhadap para Penjajah-Pundhirela
P. 10

Ngabehi,  dan  Sentot  Ali  Basyah  Prawirodirjo.  Pangeran  Diponegoro  dan  pasukannya
                         menggunakan  taktik  perang  gerilya.  Siasat  tersebut  menyebabkan  pihak  Belanda
                         mengalami kekalahan. Pada tahun 1827, di bawah pimpinan Jendral van de Kock Belanda
                         menerapkan  taktik  benteng  stelsel  dan  berhasil  menutup  ruang  gerak  Pangeran
                         Diponegoro. Belanda mengajak Pangeran Diponegoro  berunding di Magelang pada tanggal
                         28 Maret 1830. Belanda menangkap Pangeran Diponegoro saat perundingan berlangsung
                         kemudian  membawanya  ke  Semarang.  Setelah  itu  Pangeran  Diponegoro  dibawa  ke
                         Manado  dan  tahun  1834  Pangeran  Diponegoro  ditahan  di  Benteng  Fort  Rotterdam
                         Makasar hingga meninggal dunia dan dimakamkan pada tanggal 8 Januari 1855.


                      f)  Pangeran Antasari (1859-1863)
                         Kerajaan  Banjarmasin  merupakan  sebuah  kerajaan  yang  cukup  makmur  di  Kalimatan
                         Selatan sehingga tidak heran jika Belanda ingin menguasai Banjarmasin yang pada saat itu
                         dipimpin oleh Sultan Adam. Usaha yang dilakukan Belanda untuk menguasai Banjar adalah
                         melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan istana. Rakyat menginginkan
                         Pangeran Hidayat yang diangkat menjadi raja tetapi sebaliknya Belanda justru mengangkat
                         Tamjidillah sebagai Sultan Muda. Rakyat pun tidak suka dengan campur tangan Belanda
                         yang mengatur urusan istana Banjar.


















                                                    Gambar 9. Pangeran Antasari
                                    Sumber: https://www.biografiku.com/biografi-pangeran-antasari/

                         Perang  Banjar  dipimpin Pangeran  Antasari yang  didukung  Pangeran  Hidayatullah.  Pada
                         tahun 1860 jabatan Sultan Muda dan jabatan Mangkubumi yang selama ini dipegang oleh
                         Pangeran Hidayat dihapus pihak Belanda. Pada saat bersamaan, Sultan Tamjidillah tidak
                         bisa  meneruskan  memerintah  sehingga  kerajaan  Banjar  berada  dibawah  kekuasaan
                         Belanda. Akibatnya timbul perang sabil yang dipimpin Pangeran Hidayat. Pada tanggal 11
                         Oktober  1862  Pangeran  Antasari  wafat  karena  terserang  penyakit  cacar  kemudian
                         jenazahnya dimakamkan di kota Banjarmasin. Pangeran Antasari diberi gelar Amiruddin
                         Khalifatul Mukminin.

                      g)  Perang Bali (1846-1868)
                         Penyebab Perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan karang dan memaksa
                         raja-raja di Bali untuk mengakui kedaulatan Belanda atas Pulau Bali. Isi dari hukum tawan
                         karang adalah kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta kapal yang masuk
                         perairan Pulau Bali. Isi hukum tawan karang tersebut dinilai sangat memberatkan pihak
                         Belanda yang memiliki kepentingan untuk menguasai pulau Bali.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15