Page 9 - Perlawanan Indonesia terhadap para Penjajah-Pundhirela
P. 9
Gambar 7. Tuanku Imam Bonjol
Sumber: https://www.biografiku.com/biografi-tuanku-imam-bonjol-pahlawan/
Pada tahun 1837 pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Michiels kembali
menyerang Bonjol. Serangan ini berhasil membuat pasukan Imam Bonjol terdesak. Tuanku
Imam Bonjol terpaksa mengadakan perundingan dengan Belanda namun gagal. Benteng
Bonjol akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku
Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, Ambon lalu ke Manado. Tanggal 6
November 1864 Tuanku Imam Bonjol wafat dan jasadnya dimakamkan di desa Pineleng
Manado.
e) Perang Diponegoro (1825-1830)
Pangeran Diponegoro lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta yang merupakan
anak Pangeran Adipati Anom dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo. Perjuangan oleh
Pangeran Diponegoro terhadap penjajahan Belanda dikenal dengan Perang Diponegoro.
Latar belakang Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan dan kemarahan Pangeran
Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap urusan istana. Belanda bermaksud
membuat jalan kereta api yang melintasi tanah makam leluhur pangeran Diponegoro
dengan memasang patok di tanah makam para leluhur tanpa meminta izin pihak kerajaan
(secara sepihak).
Gambar 8. Pangeran Diponegoro
Sumber: https://www.biografiku.com/biografi-pangeran-diponegoro/
Akibat peristiwa tersebut, di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro rakyat marah dan
melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pasukan Belanda membakar kota Tegalrejo di
Kabupaten Magelang (tempat Pangeran Diponegoro menuntut ilmu) sehingga Pangeran
Diponegoro dan pasukan bersembunyi di Bukit Selarong. Perang Diponegoro dimulai pada
tanggal 20 Juli 1825. Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Pangeran