Page 83 - Buku_Ajar_Penulisan_Jurnalistik-2-136
P. 83
Kencana Ariestyani, S.Sos., M.Si
Pada tahun 2022, Reuters Institute for the Study ofJournalism
juga merilis laporan tentang sikap khalayak terhadap berita-berita
perubahan iklim (Ejaz et al., 2022) . Laporan tersebut
menunjukkan masyarakat luas di berbagai negara secara aktif
menghindari berita dan informasi perubahan iklim dengan motif
yang kompleks dan beragam. Merasa lelah dengan banyaknya
berita perubahan iklim, dan berita perubahan iklim tidak dapat
dipercaya merupakan salah satu alasan utama mereka
menghindarinya. Pemberitaan perubahan iklim fokus pada
dampak negatifnya, misalnya risiko dan bahaya perubahan iklim,
yang mengakibatkan dukungan dan keterlibatan masyarakat pada
aksi iklim berkurang (Stecula & Merkley, 2019).
Untuk mengatasi kondisi tersebut dan mengantisipasi
situasi serupa di masa mendatang, sebuah pendekatan jurnalisme
yang fokus pada solusi dan berita kredibel mengenai
permasalahan sosial, dapat dijadikan alternatif, yakni pendekatan
jurnalisme konstruktif. Menurut Constructive Institute, dalam
praktiknya, jurnalisme konstruktif berfokus pada isu-isu penting
kemasyarakatan, menempatkannya dalam gambaran yang lebih
besar dan dalam konteks yang relevan, serta menolak pendekatan
"if it bleeds, it leads" dalam liputan berita tradisional. Ungkapan
"if it bleeds, it leads" merujuk pada berita negatif yakni cerita-
cerita yang melibatkan peristiwa mengerikan itulah yang menarik
perhatian publik.
Jurnalisme konstruktif adalah bentuk jurnalisme yang
melibatkan penerapan teknik psikologi positif pada proses dan
produksi berita dalam upaya menciptakan liputan yang produktif
dan menarik, namun tetap memegang teguh fungsi inti
70