Page 103 - epocket book Penulisan Artikel Ilmiah
P. 103

Gambar V.6

               Poster Rekam Jejak Digital
               Sumber: Indonesiabaik.id, 2020

               Di  era  penggunaan  teknologi  dan  internet  yang  semakin  maju,  cara-cara  dalam
               mencari informasi pun semakin beragam dan praktis sehingga sangat mudah bagi

               orang untuk mengorek informasi tentang kita di internet. Seperti dalam kasus-kasus

               cyberbullying, dapat dilihat bahwa cyberbullying banyak terungkap setelah ditelusuri
               dari rekam jejak digital korban dan pelakunya. Secara umum konten cyberbullying bisa

               dikirimkan oleh individual maupun kelompok secara berulang kali yang isinya bisa
               tentang individu maupun kelompok lainnya dengan unsur konten yang bersifat kejam,

               vulgar, mengancam, mempermalukan, melecehkan, menakut-nakuti dan atau yang

               sesuatu yang berbahaya (Wijayanto, Fitriyani & Nurhajati, 2019). Jejak ini lah yang
               tertinggal  ketika  kita  mempublikasikan  sesuatu.  Terdapat  banyak  cara  untuk

               meminimalisir  terjadinya  hal-hal  yang  tidak  diinginkan  serta  cara  melindungi  jejak
               digital kita. Salah satu yang paling sederhana adalah dengan selalu menyempatkan

               untuk membaca syarat dan ketentuan aplikasi, media sosial dan juga situs web yang
               kita  akses.  Bagian  ini  memang  terasa  menjemukan  untuk  dibaca,  tetapi

               mencermatinya bisa berguna di kemudian hari. Jika ada pilihan untuk tidak merekam

               jejak  digital  dan  membagikannya  ke  pihak  ketiga,  kita  bisa  memilih  opsi  tersebut
               sehingga jejak digital kita aman. Kebiasaan lain yang patut diasah adalah kebiasaan

               untuk  membatasi  jenis  data  yang  Anda  bagikan.  Jangan  mengunggah  informasi
               sensitif atau data pribadi seperti KTP, SIM, Paspor, PIN dan lainnya di media sosial.

               Berbicara tentang berbagai kasus dan juga cara-cara melindungi rekam jejak digital,

               kita juga perlu mengetahui di mana posisi kita berdiri dalam dunia digital. Perlindungan
               terhadap rekam jejak seharusnya diberikan oleh pemerintah dan menjadi tanggung

               jawab  normatif  sebagai  pengayom.  Pada  praktiknya,  melalui  kasus-kasus  di  atas
               dapat kita lihat dan temukan bahwa peraturan yang kini disediakan oleh pemerintah

               tidaklah ideal untuk melindungi. Alih-alih melindungi, sering kali peraturan ini malah

               menjebak  dan  menjerat  masyarakat.  Hingga  saat  ini,  yang  ada  hanyalah  perihal
               perlindungan data pribadi dalam UU ITE pasal 26 ayat 1 dan ayat 2, PP No 71/2019

               (PSTE) dan PM Kominfo No 20/2016. Keduanya menjadi dasar dalam melindungi
               jejak digital yang juga menjadi bagian dari data pribadi kita. Namun, perlu kita ketahui

               bahwa kedua ini saja tidak cukup untuk menanggulangi. Dibutuhkan instrumen hukum
               secara spesifik yang mengadopsi perihal rekam jejak digital ini secara komprehensif.



                                                                                           DIGITAL SKILL    95
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108