Page 51 - epocket book Penulisan Artikel Ilmiah
P. 51

datang  dari  media  massa  yang  semestinya  bisa  menjadi  acuan  untuk  menangkal

               penyebaran hoaks. Kini hoaks tersebar juga melalui situs web (34,90%), Whatsapp,
               Line,  Telegram  (62,80%),  Facebook,  Twitter,  Instagram,  dan  Path  (92,40%).  Soal

               awam  dalam  mengenali  hoaks  nampaknya  tercermin  dalam  sikap  tidak  kritis  atas
               informasi yang diterima. Latar belakang pengirim membuat hoaks dianggap sumber

               yang kredibel.

               Gambar III. 4. Cek Sumber Kredibel
               Sumber: Mastel (2019


               Perundungan di Dunia Maya (cyberbullying)

                       Perundungan di dunia (cyberbullying) adalah tindakan agresif dari seseorang

               atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun
               mental),  dengan  menggunakan  media  digital.  Tindakan  ini  bisa  dilakukan  terus

               menerus oleh yang bersangkutan (UNICEF, n.d.). Korbannya bisa mengalami depresi
               mental.  Bentuk perundungan  ini  dapat  berupa  doxing  (membagikan  data  personal

               seseorang ke dunia maya); cyberstalking (mengintip dan memata-matai seseorang di
               dunia maya); dan revenge porn (membalas dendam melalui penyebaran foto/video

               intim/vulgar seseorang. Selain balas dendam, perundungan ini juga untuk memeras

               korban).  Perundungan  ini  bisa  memunculkan  rasa  takut  si  korban,  bahkan  dapat
               terjadi  kekerasan  fisik  di  dunia  nyata/offline  (Dhani,  2016).  Perundungan  di  dunia

               maya  berpotensi  semakin  tinggi  jika  dibiarkan  mengingat  semakin  tingginya
               penggunaan internet di Indonesia dari tahun ke tahun. Salah satu cara mengatasinya

               adalah dengan melakukan literasi digital ke masyarakat, khususnya anak-anak dan

               remaja.


                       Mengingat dampak buruk bagi masyarakat, Kominfo sangat menaruh perhatian
               pada  penangkalan  konten  negatif  di  internet.  Sejak  28  Desember  2018,  Kominfo

               menggunakan “AIS”, mesin pengais konten negatif di internet (Yuliani, 2018). Walau

               pemerintah sudah melakukan upaya penangkalan tersebut, namun garda terdepan
               dari  penangkalan  konten  negatif  di  dunia  digital  adalah  pada  diri  kita  sendiri.

               Pemerintah  dan  masyarakat  bisa  bekerjasama  dalam  menanggulangi  penyebaran
               konten  negatif.  Terkait  dengan  itu,  kompetensi  literasi  digital  masyarakat  harus

               ditingkatkan. Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) melihat pentingnya kompetensi
               masyarakat dalam menghadapi konten negatif yang beredar di internet.



                                                                                           DIGITAL SKILL    43
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56