Page 52 - epocket book Penulisan Artikel Ilmiah
P. 52

Ujaran Kebencian

               Pengertian ujaran kebencian atau hate speech adalah ungkapan atau ekspresi yang
               menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok

               orang  dengan  tujuan  membangkitkan  permusuhan,  kekerasan,  dan  diskriminasi
               kepada orang atau kelompok tersebut (Gagliardone, Gal, Alves, & Martinez, 2015).

               Pada banyak kasus, ujaran kebencian ini dapat membakar massa untuk melakukan

               kekerasan fisik terhadap sasaran dari ujaran tersebut. Penghasut membuat konten
               ujaran kebencian dengan sengaja mengubah fakta-fakta atau disinformasi. Kata-kata

               atau  gambar,  video,  audio  dipilih  yang  bersifat  memojokkan  kelompok  atau
               seseorang.  Konten  tersebut  bisa  bertahan  lama  di  dunia  maya  karena  ada  peran

               pengguna internet yang terhasut. Para pengguna ini akan meneruskan konten ini ke

               orang-orang lain, dan seterusnya menggelinding ke mana-mana, bahkan viral. Konten
               tersebut  lalu  dibicarakan  di  dunia  nyata  (offline)  secara  intensif,  bahkan  disertai

               provokasi. Jadi bermula dari hasutan yang terus-menerus di dunia maya, akhirnya
               dapat bermuara pada tindakan kekerasan fisik. Drew Boyd, Director of Operations at

               The Sentinel Project mengatakan bahwa pengguna internet merasa bebas melakukan
               itu  karena  mereka  berpikir  bahwa  di  internet  mereka  tidak  akan  diketahui.  Hal  ini

               membuat  mereka  merasa  jauh  lebih  nyaman  untuk  mengutarakan  kebencian

               dibanding jika mereka di dunia nyata (Gagliardone et al., 2015). Orang-orang seperti
               ini berperan menggelindingkan ujaran kebencian di internet bagai bola salju, yang

               semakin lama semakin membesar. Supaya tidak membesar, maka gelindingan ujaran
               kebencian harus dihentikan. Salah satunya dengan peran aktif kita melalui literasi

               digital.


               Menganalisis Konten Negatif

               Untuk mengatasi konten negatif yang ada di internet kita perlu membangun sikap kritis
               atas  konten  yang  tersedia.  Ada  yang  menganjurkan  sikap  kritis  dimulai  dengan

               bersikap  skeptis,  tidak  dengan  serta  merta  mempercayai  informasi  yang  didapat.

               Pedoman  dalam  memeriksa  informasi  adalah  informasi  harus  jujur,  sesuai  fakta.
               Informasi  tidak  boleh  ditutupi  untuk  kepentingan  pihak  tertentu.  Etika  menuntut

               kejujuran dalam  pemberian  informasi,  sebab  informasi  dapat  menentukan  langkah
               penerima informasi. Informasi yang benar akan membantu kita melangkah dengan

               tepat.  Ketika  menganalisis  suatu  konten  negatif  yang  bertujuan  merusak  reputasi
               seseorang.  Misal  saat  kita  sedang  mencari  informasi  seorang  tokoh,  ada



                                                                                           DIGITAL SKILL    44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57