Page 39 - modul inventarisasi hutan
P. 39
Kesatuan Daerah Eksploitasi. Kesatuan daerah produksi
berfungsi untuk mengatur kelestarian hutan dan
keberlanjutan perusahaan sesuai dengan besarnya etat
tebangan dan daur tegakan yang ditetapkan. Prinsip
dasar dari kelestarian hutan adalah luas areal
penanaman sama dengan luas hutan yang ditebang.
Keberlanjutan perusahaan akan dicapai saat
diperolehnya keuntungan finansial untuk mengelola hutan
dari mulai kegiatan penanaman, pemeliharaan,
pengamanan, penebangan, pembuatan jalan, dan
pekerjaan administrasi. Sedangkan menurut kesatuan
daerah eksploitasi merupakan suatu kesatuan DAS
ataupun sub DAS sehingga memungkinkan terjadinya
efektifitas dan efisiensi kegiatan eksploitasi hutan,
khususnya dalam rangka pengangkutan hasil hutan,
dalam hal ini angkutan hasil hutan kayu.
Bagian Hutan satu dengan Bagian Hutan yang lain
dibatasi oleh alur induk selebar 7 (tujuh) meter.
Sedangkan beberapa kelompok hutan / komplek hutan
dapat disatukan menjadi satu Bagian Hutan. Bagian
Hutan yang cukup luas dibagi kedalam Blok – Blok Hutan.
Blok Hutan satu dengan blok hutan lain dibatasi oleh alur
induk yang lebarnya 5 (lima) meter.
Bagian Hutan/Blok Hutan ini pada umumnya dibatasi oleh
“punggung bukit”, sehingga dengan sendirinya suatu
Bagian Hutan/Blok Hutan merupakan satu Daerah Aliran
Sungai (DAS). Penamaan Bagian Hutan umumnya meng-
gunakan nama daerah setempat atau nama gunung/
pegunungan, contoh: BH Gunung Lawu, BH Lereng Yang,
Pusdikbang SDM Perum Perhutani Hal- 27