Page 54 - modul inventarisasi hutan
P. 54
“nomor” pada alur sebagai berikut:
a) Alur induk menggunakan nama satu huruf,
misalnya alur A, B, C, dst.
b) Alur cabang menggunakan nama dengan dua
huruf, huruf depan adalah nama alur induknya,
misal: alur cabang dari induk alur A = AA, AB, AC,
dan seterusnya; alur cabang dari induk alur B =
BA, BB, BC, dan seterusnya.
c) Setiap 200 meter (2hm) dipancang pal Hm
dengan leter nama alur dan nomor Hm nya, misal:
induk alur A/2, A/4, A/6, dst., anak alur AA/2,
AA/4, AA/6, dst. Penomoran pal Hm untuk alur
induk dimulai dari TPK dan untuk alur cabang
dimulai dari alur induknya.
d) Pal alur (pal Hm) sedapat mungkin dipancang
pada sisi sebelah kiri alur dari TPK atau dari alur
induk.
Mengingat bahwa alur berfungsi sebagai batas petak,
maka pembuatan alur harus diupayakan agar petak
yang dibatasi bentuknya cukup baik. Contoh
penulisan identitas alur induk dan alur cabang dapat
dilihat pada gambar-7.
7) Pemeliharaan Alur
Alur yang dibuat pada penataan pertama, sepuluh
tahun kemudian dilaksanakan pemeliharaan pada
kegiatan penataan ulang. Urutan pemeliharaan alur
sebagai berikut:
a) Pemeriksaan alur.
Pemeriksaan alur meliputi kegiatan pemeriksaan
kondisi pal Hm dan kondisi alur sekaligus pal
Hal- 42 Pusdikbang SDM Perum Perhutani