Page 14 - BAHAYA NAPZA SISWA
P. 14

4.  Menjamin  pengaturan  upaya  rehabilitasi  medis  dan  sosial  bagi  penyalah  guna  dan
                       pecandu narkoba.

               Tujuan adanya UU No.35 tahun 2009 menunjukkan bahwa narkotika tidak boleh digunakan di
               luar kepentingan tersebut dan hanya dapat digunakan oleh dokter atau pakar kesehatan resmi
               dengan dosis yang tepat. Hal tersebut juga diperjelas dengan pasal 7 UU No.35 tahun 2009
               bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau
               penembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

                       Berdasarkan    daya    adiktif   (sifat   yang   dapat
               menimbulkan  ketergantungan)  dan  berdasarkan  Undang-
               Undang, narkotika dibagi menjadi tiga golongan, yakni:                          Singkatin!
                   1.  Narkotika golongan 1: Narkotika yang hanya digunakan                Golongan narkotika
                       untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak                 berdasarkan daya
                       digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat           adiktifnya, yakni semakin
                       tinggi  mengakibatkan  ketergantungan.  Contohnya,                besar golongan, semakin
                       Heroin/Putaw,  Ganja,  Cocain,  Opium,  Amfetamin,                  ringan potensinya.
                       Metamfetamin/     shabu,    Mdma/extacy,      dan    lain
                       sebagainya.
                   2.  Narkotika golongan 2: Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan , digunakan sebagai
                       pilihan    terakhir  dan  dapat  digunakan  dalam  terapi  dan  atau  untuk  tujuan
                       pengembangan  ilmu  pengetahuan  serta  mempunyai  potensi  tinggi  mengakibatkan
                       ketergantungan. Misalnya, morfin, pethidine, metadona, dan lainnya.
                   3.  Narkotika golongan 3: Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan, banyak digunakan
                       dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
                       potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Etil, Morfin, dan lain-lain (BNN,
                       2017).

               Berdasarkan bahan pembuatannya, narkotika dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
                                                    1.     Narkotika  sintetis:  jenis  narkotika  dari  proses
                                                    pengolahan     yang    rumit.   Golongan     ini   sering
                                                    dimanfaatkan     untuk    keperluan    pengobatan    dan
                                                    penelitian.    Contohnya,       amfetamin,      Metadon,
                                                    Deksamfetamin,  dan  sebagainya.  Salah  satu  contoh
                                                    lainnya, adalah blue safir yang merupakan narkotika jenis
                                                    baru berupa senyawa sintetis dari narkotika jenis katinon.
                                                    Blue  safir  ini  digunakan  untuk  mendapatkan  efek
                                                    stimulant (Gambar 2).
                       Gambar 2. Blue Safir         2.     Narkotika semi sintetis: pengolahan menggunakan
                   Sumber: dedihumas.bnn.go.id      bahan  utama  berupa  narkotika  alami  yang  kemudian

                       diisolasi  dengan  cara  diekstraksi  atau  memakai  proses  lainnya.  Contohnya  adalah
                       Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain (Gambar 4).









                                                                9
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19