Page 21 - BAHAYA NAPZA SISWA
P. 21
menurut susunan syaraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas Tahukah Kalian?
pada aktifitas normal dan perilaku. Psikotropika merupakan zat atau
UNODC merilis adanya
obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
fenomena global dimana sampai
suusnan saraf pusat dan dapat menimbulkan kelainan perilaku, dengan Desember 2019 telah
disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dilaporkan adanya penambahan
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergan tungan temuan zat baru lebih dari 950
serta mempunyai efek stimulasi bagi para pemakainya. Menurut jenis. Sementara di Indonesia,
berdasarkan data pusat statistik
Pasal 4 UU ini, psikotropika hanya dapat digunakan untuk
laboratorium BNN, sebanyak 83
kepentingan pelayanan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan.
NPS berhasil terdetksi dan73
diantaranya masuk dalam
Bahaya penggunaan psikotropika dalam jangka panjang, dapat
Permenkes No.22 Tahun 2020.
mengganggu atau bahkan merusak generasi penerus bangsa dan
berakibat buruk terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menjadi salah satu
modal pembangunan nasional. Secara umum, dampak penyalahgunaan psikotropika bila
digunakan secara terus menerus atau melebih takaran yang telah ditentukan akan
mengakibatkan ketergantungan. Ketergantungan tersebut dapat mengakibatkan gangguan fisik
dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat dan organ tubuh lainnya
seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan psikotropika pada
seseorang tergantung pada jenis psikotropika yang digunakan, kepribadian pemakai, serta
situasi dan kondisi pemakai. Berdasarkan daya adiktifnya, psikotropika dibagi menjadi empat
golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan 1: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan ketergantungan. Salah satu contohnya, ekstasi.
2. Psikotropika golongan 2: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: aminepta, metifenidat, sekobarbital dan
lainnya.
3. Psikotropika golongan 3: Psikotropika yang digunakan untuk pengobatan, terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: amobarbital, pentobarbital.
4. Psikotropika golongan 4: Psikotropika yang digunakan untuk pengobatan, terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM) (BNN, 2017).
Berdasarkan pengaruh penggunaannya terhadap
susunan saraf pusat (bahan pembuatannya) manusia,
psikotropika dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
1. Stimulan, yaitu obat-obatan yang merangsang
kegiatan susunan saraf pusat. Stimulan banyak digunakan
untuk meningkatkan produktivitasnya secara paksa.
Contohnya yakni pada atlet yang menggunakan
stimulansia secara illegal untuk meningkatkan
Gambar 5. Amfetamin performanya. Padahal, rasa lelah yang dirasakan masih
Sumber: kompas.com
16