Page 28 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 28

lingual  yang  dipikirkan  oleh  si  penutur  yang  menjadi
                                            informasinya  atau  yang  dipikirkan  oleh  si  penelitiannya
                                            sendiri.
                          Penjelasan 4      Adapun  yang  dimaksud  dengan  penelitian  bahasa  yang
                                            bersifat  kritis  adalah  kritis  terhadap  hipotesis-hipotesis
                                            tentang  hubungan  yang  diperkirakan  terjadi  antara  bunyi
                                            tutur  sebagai  objek  penelitian  bahasa  dengan  fenomena
                                            ekstralingual yang memungkinkan bunyi tutur itu muncul.
                                            Sebagai contoh, dalam kajian variasi bahasa (kajian secara
                                            dialektologis) mungkin  kita akan tergoda untuk  membuat
                                            suatu  hipotesis  bahwa  suatu  bahasa  dapat  memunculkan
                                            berbagai varian yang disebabkan faktor perbedaan tempat
                                            tinggal penutur-penutur bahasa tersebut. Hipotesis tentang
                                            munculnya varian dalam bahasa tertentu mungkin ini ada
                                            benarnya,  tetapi  kita  juga  tidak  hanya  terpaku  pada
                                            hipotesis  ini  karena  ternyata  berbagai  kelompok  penutur
                                            bahasa  itu  yang  berbeda  tempat  tinggalnya  secara
                                            geografis  tidak  juga  membuat  maksan  tententu  memiliki
                                            realisasi secara formatif berbeda. Dapat saja perbedaan itu
                                            muncul  karena  faktor  sosio-psikologis  penutur-penutur
                                            bahasa itu, yang ingin tampil dengan bentuk bahasa yang
                                            berbeda  pada  medan  makna  (glos)  tertentu,  seperti
                                            munculnta varian yang bersifat sosiologis  yang tidak lagi
                                            terkait   dengan   faktor   perbedaan   tempat    tinggal
                                            penutupannya.
                          Penjelasan 5      Selain itu, pengertian kritis dapat pula mengandung makna
                                            kreatif,  yaitu  jika  si  peneliti  dalam  melaksanakan
                                            penelitiannya  dalam  menggunakan  metode  penyediaan
                                            data  tertentu  dalam  tahapan  penyediaan  ternyata  dengan
                                            metode  ini  data  yang  diharapkan  muncul  tidak  juga
                                            terjaring.  Untuk  keperluan  itu,  peneliti  harus  segera
                                            melakukan revisi metodologi, jadi tidak terpaku pada apa
                                            yang  telah  direncakan,  tetapi  harus  berani  mengubah
                                            rencana jika tidak mencapai apa yang diharapkan.
                          Interpretasi      Batasan penelitian bahasa di atas mempersyaratkan adanya
                                            empat  proses  yang  menjadikan  penelitian  bahasa  sebagai
                                            kegiatan  ilmiah,  yaitu  dilaksanakan  secara  sistematis,
                                            terkontrol,  empiris,  dan  kritis.  Keempat  hal  itu
                                            memungkinkan  pakar  yang  lain  memungkinkan  hal  yang
                                            sama  untuk  menguji  kembali  hal  yang  dicapai  dari
                                            penelitian sebelumnya.
                                                          Sumber: Moh. Nurullah (dalam Mahsun, 2018)

                             Seperti  halnya  teks-teks  lain  di  atas,  keseluruhan  struktur  teks  eksplanasi
                        juga diikat oleh piranti yang berupa pengulangan/repetisi, misalnya pengulangan
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33