Page 84 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 84
menangkap Kelinci dan
melemparkannya ke arah duri.
Sebenarnya ucapan Kelinci tadi
hanya siasat saja, agar ia dapat
melepaskan diri dari getah itu. Ketika
Serigala melemparkannya ke duri, ia
segara melompat dan melompat, lalu
berlari jauh, masuk lubang untuk
menemui ibunya kembali.
Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget
melihat bulu-bulu anaknya rontok,
kulitnya terkena getah, dan ekornya
terkelupas.
“Apa yang terjadi padamu? tanya
ibunya.
Kelinci menceritakan apa yang telah
dialaminya.
“Engkau pantas mendapatkan ini. Ini
adalah balasan bagi anak kelinci
yang keras kepala dan tidak mau
mematuhi nasihat ibunya.”
Sejak saat itu Kelinci tidak pernah
lagi ke kebun Serigala. (Abdul Majis
dalam Kosasih, 2019)
2) Perwatakan
Perwatakan adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita (Budihastuti, 2015).
Penyampaian perwatakan tokoh tergantung pada pengarangnya. Ada yang sekali
saja gambaran itu ditampilkan, pembaca sudah merasakan adanya watak tokoh.
Namun tidak jarang pula pengarang melibatkan tokoh dalam kejadian-kejadian
tertentu untuk menggambarkan watak tokohnya. Pernyataan tersebut sejalan
dengan pendapat Kaufman dan Libby (2012) dan Al Alami (2016), “Bahwa
pengarang menyuguhkan perwatakan dengan berbagai macam kepribadian,
perspektif, peristiwa, hasil, dan realisasi. Tidak jarang juga gambaran perwatakan
dapat mencerminkan bagaimana kualitas teks fiksi, jika pengarang dapat
menciptakan tokoh dengan perwatakan menarik, pembaca tidak akan jenuh
membacanya. Pernyataan tersebut didukung oleh Shaw (2013), “Bahwa
perwatakan tokoh dirancang untuk melihat kualitas suatu cerpen.Dengan