Page 17 - E-MODUL INTERAKTIF TERBARU
P. 17

Orientasi Siswa Pada Masalah








          Perhatikan ringkasan artikel  serikut, kemukakan beberapa pertanyaan terkait hal-
          hal yang ingin Anda ketahui,dari ringkasan artikel dibawah ini!


                    26,9 Persen Anak di Jatim Mengalami Stunting



                      Provinsi  Jawa  Timur  (Jatim)  masih  menghadapi  masalah  stunting  yang
            berimplikasi  terhadap  kualitas  Sumber  Daya  Manusia  (SDM).  Diungkapkan  Kepala
            Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK)
            Provinsi Jawa Timur Andriyanto, prevalensi stunting di Jatim sebesar 26,9 persen. "Ini
            menunjukkan  masalah  kesehatan  yang  cukup  serius.  Stunting  merupakan  tragedi
            yang     tersembunyi,"      tukasnya      kepada       Basra,    Lebih     lanjut    Andriyanto
            mengungkapkan,  stunting  terjadi  karena  dampak  kekurangan  gizi  kronis  selama
            1.000   hari    pertama      kehidupan.      Kerusakan      yang     terjadi   mengakibatkan
            perkembangan anak yang irreversible (tidak bisa diubah), anak tersebut tidak akan
            pernah mempelajari atau mendapatkan sebanyak yang dia bisa. "Studi-studi saat
            ini  menunjukkan  bahwa  anak  stunting  sangat  berhubungan  dengan  prestasi
            pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang turun, dan pendapatan yang rendah
            sebagai orang dewasa. Artinya anak stunting menghadapi kemungkinan yang lebih
            besar untuk tumbuh menjadi dewasa yang kurang pendidikan, kurang sehat, dan
            lebih  rentan  terhadap  penyakit  tidak  menular,"  jelasnya.  Oleh  karena  itu,  kata
            Andriyanto,  anak  stunting  merupakan  prediktor  buruknya  kualitas  sumber  daya
            manusia  yang  diterima  secara  luas,  yang  selanjutnya  menurunkan  kemampuan
            produktif masyarakat di masa yang akan datang.
                  Permasalahan stunting di Jatim, lanjutnya, diikuti dengan masih tingginya angka
            kematian  ibu  dan  bayi.  Sehingga  seluruh  sektor  dan  program  harus  melakukan
            pencegahan  dan  penanganan  secara  komprehensif  dan  konvergen.  "Intervensi
            pencegahan  dan  penanganan  stunting  adalah  fokus  di  1.000  hari  pertama
            kehidupan,  yaitu  sejak  kehamilan  sampai  anak  berusia  2  tahun,  dimana  pada
            periode ini 85 persen otak manusia terbentuk. Adapun peran dinas pendidikan dan
            tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan gizi pada remaja putri khususnya,
            kata dia, diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja putri tentang gizi dan
            anemia. Dengan demikian remaja putri diharapkan dapat mengubah pola makan
            sehingga asupan gizi menjadi lebih baik. "Pemikiran yang terbuka dan karakteristik
            remaja yang masih dalam tahap belajar secara tidak langsung akan memengaruhi
            kebiasaan mereka. Dengan pendidikan gizi, remaja akan lebih mengenal kebiasaan
            baik  dalam  hal  pemenuhan  kebutuhan  asupan  gizi,  sehingga  dapat
            mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.


            sumber  :  https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/26-9-persen-anak-di-jatim-
            mengalami-stunting-1v2wBn6q6mV/full









                                                                                                              2.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22