Page 47 - MODUL 1_ 3 FIX
P. 47

Target Luas Lahan Gambut yang Direstorasi Pada Kawasan Konsesi dan Non Konsesi
                           dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

                           Tabel 1. Target Luas Lahan Gambut yang Direstorasi Pada Kawasan Konsesi dan Non
                           Konsesi
                                                                                                             ESD2


                                                                                                             ESD4








                            Sumber: analisis Kementerian PPN/Bappenas, 2022

                    2.  Keanekaragaman Hayati Gambut
                        Keanekaragaman  hayati  menjadi  aspek  penting  dalam  Strategi  Nasional
                        Pengelolaan  Lahan  Basah  untuk  diperhitungkan  mengingat  peranan  penting
                        ekosistem gambut dalam penyediaan jasa esosistem sebagai habitat flora dan
                        fauna endemik lahan gambut. Terdapat beragam spesies fauna dan flora endemik
                        dan terancam punah yang memiliki habitat di ekosistem gambut (Lampiran 11).
                        Pelaksanaan  Strategi  Nasional  Pengelolaan  Lahan  Basah  merupakan  upaya
                        mempertahankan       habitat    spesies-spesies     terancam     punah,     dengan
                        mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekosistem gambut sebagai habitat
                        keanekaragaman hayati endemik. Indikator pada aspek keanekaragaman hayati
                        adalah unit area konservasi di lahan gambut yang dipertahankan. Area konservasi
                        pada  ekosistem  gambut  yang  dimaksud  dalam  Strategi  Nasional  Pengelolaan
                        Lahan Basah ini adalah lahan gambut yang berada di dalam kawasan konservasi,
                        meliputi  Kawasan  Suaka  Alam  dan  Kawasan  Pelestarian  Alam,  berdasarkan
                        regulasi yang berlaku saat ini, serta kawsan penyangga yang berjarak 5 km di tepi
                        luar kawasan konservasi tersebut
                    3.  Emisi Gas Rumah Kaca  Gambut
                        Emisi  GRK  merupakan  penyebab  utama  pemanasan  global  yang  menyebabkan
                        perubahan  iklim.  Salah  satu  sektor  penyumbang  emisi  terbesar  di  Indonesia  adalah
                        sektor  berbasis  lahan,  termasuk  di  dalamnya  adalah  ekosistem  gambut.  Untuk  itu,
                        penurunan emisi GRK merupakan aspek penting yang diperhitungkan di dalam Strategi
                        Nasional Pengelolaan Lahan Basah ini. Hingga saat ini komitmen untuk penurunan emisi
                        GRK telah dibahas dan disepakati bersama oleh berbagai negara di dunia. Kesepakatan
                        berbagai negara untuk menurunkan emisi GRK tersebut tercantum dalam Persetujuan
                        Paris.  Dalam  hal  target  penurunan  emisi  GRK,  Indonesia  berkomitmen  untuk
                        menurunkan tingkat emisinya sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen
                        dengan bantuan Internasional di tahun 2030.



          MODUL III PENGELOLAAN DAN RESTORASI EKOSISTEM LAHAN BASAH                                      39
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52