Page 14 - Cerpen SISTEM GERAK MANUSIA New
P. 14

Klik Audio, Jika ingin mendengar










                        energi kita terjaga saat pertandingan. Sejauh ini ibu belum juga tau

                        jika aku mengikuti lomba silat ini.
                               Aku  berdoa  supaya  latihan  kita  tidak  sia-sia  dan  semoga

                        mendapat  yang  terbaik  atas  kerja  keras  kita  selama  ini,  terutama

                        untuk membuktikan pada ibu bahwa anak perempuan juga bisa silat
                        untuk menjaga diri sendiri maupun orang lain.

                               Kak  Ulna  memberi  sebuah  baju  silat  yang  telah  dipesannya
                        dari  kemarin,  rasanya  seperti  mimpi  aku  punya  baju  silat  sendiri.

                        Kak Ulna memang guru silat kami yang baik.

                               Hari  yang  ditunggu  kini  telah  tiba,    aku  mempersiapkan
                        syarat-syarat pendafatarannya, ku masukkan semua dalam ransel.

                        Aku  dari  rumah  tidak  memakai  baju  silat  ku  untuk  menghindari
                        kecurigaan  ibu  dan  bersiap  berangkat.  Aku  melihat  brosur

                        turnamen lomba silat ku terjatuh di ruang tamu, aku menyadari hal

                        itu tapi pikir ku “Ah cuma brosur kog”.
                               Untung  hari  libur  sekolah  jadi  kami  ditemani  oleh  teman-

                        teman  sekelasku  dan  didampingi  oleh  kakak-kakak  KKN  termasuk
                        Kak  Dimas  dan  Kak  Ulna  untuk  memberi  semangat  kepadaku  dan

                        Sita.

                               Rombonganku  menuju  ke  lokasi  silat  mengunakan  sepeda
                        bersama-sama. Setelah sampai di lokasi perlombaan, aku dan Sita

                        melakukan pendaftaran lomba dan aku segera ganti baju silat yang

                        keren itu.
                                Sungguh  rasa  bahagia  dan  takut  menjadi  jadi  satu,  entah

                        rasa  apa  ini,  rasanya  jantungku  berdetak  dengan  kencang  karena
                        banyaknya peserta dari berbagai desa mengikuti lomba silat ini.

                               “Dek Putri jangan takut, apalagi deg-deg an, harus tenang ya”
                        kata  Kak  Ulna  menenangkan  ku,  seakan-akan  dia  tau  perasaanku

                        saat ini. Sedangkan, Sita terlihat santai saja.

                               Pertandingan  dimulai  dari  Sita  dulu  yang  akan  bertanding
                        dengan  tentangga  desa  kami,  semua  bersorak  untuk  memberi



                                                           10.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19