Page 16 - Cerpen SISTEM GERAK MANUSIA New
P. 16

Klik Audio, Jika ingin mendengar










                               Babak  final  pun  dimulai,  semua  teman-teman  ku  dan  juga

                        kakak-kakak KKN menyemati ku dengan teriakkan yang keras.
                               “Ayo Putri..ayo Putri pasti bisaaa”

                               Ramenya gedung turnamen silat ini, antara pendukungku dan

                        pendudukung  tetangga  desa.  Menggelegar  rasanya,  membuat
                        semangatku terus membara.

                               Peserta dari tetangga desa dengan tendangan lumayan keras
                        mengenai  tulang  keringku,  membuatku  terjatuh  dan  hampir  tak

                        mampu  berdiri  lagi.  Tanpa  sengaja  aku  melihat  Sita  dan  Kak  Ulna

                        keluar  dari  ruang  pengobatan.  Kaki  Sita  di  perban  dan  berjalan
                        menggunakan  tongkat.  Rasanya  tak  tega  melihatnya,  aku  harus

                        bangkit,  kurang  sedikit  lagi.  Kemudian  Aku  bangkit  dari  jatuhku,
                        walaupun masih sedikit nyeri, bismillah...

                               Aku  kemudian  berdiri  tegak  dengan  tenang  dan  mengamati

                        pergerakkan  lawan  yang  kemungkinan  menyerang  bagian  kaki.
                        Tiba-tiba ibu datang ke arena silat dan menghentikan perlombaan.

                               aku terkejut dan terpaku melihat ibu.
                               “Bagaimana ibu bisa tau kalau aku di sini, apa mungkin brosur

                        yang tadi jatuh di ruang tamu, iya pasti itu”  gumamku dalam hati.

                               Lalu ibu mengampiriku naik ke atas arena silat dan menyeret
                        tanganku  untuk  keluar.  Kak  Ulna  yang  melihatnya  menghentikan

                        langkah ibu dan memberi pengertian kepada ibu.

                               “Bu, Dek Putri hampir memenangkan lomba ini selangkah lagi
                        bu, tolong beri kesempatan Dek Putri” kata Kak Ulna

                               Ibu tetap tak berkutik
                               “Bu  saya  mohon,  lihat  Dek  Putri  sudah  sejauh  ini  melakah,

                        setiap pulang sekolah dia rajin latihan bu”
                               Setelah  mendengar  penjelasan  Kak  Ulna,  ibu  kemudian

                        beralih melihatku

                               “Nduk, maafkan ibu, ibu terlalu egois, maafkan ibu”.
                               Ibu memeluk ku sambil menangis



                                                              12.
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21