Page 164 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 164
10.2.6 Etilen
Etilen pertama kali ditemukan sebagai hormon tumbuhan oleh D.J. L.
(Dutch) de Dapper pada tahun 1901. Namun, peran etilen sebagai hormon
tumbuhan yang penting baru diakui setelah penelitian yang dilakukan oleh G.
M. R. (G.M. R.) Hageman dan E.A. McFarlane pada tahun 1930-an, yang
menunjukkan bahwa etilen mempengaruhi pematangan buah, penuaan
daun, dan respon tanaman terhadap stres.
10.3 Inhibitor dan Regulator Pertumbuhan Lainnya
Interaksi Fitohormon merujuk pada bagaimana berbagai hormon
tumbuhan berinteraksi satu sama lain dalam mengatur berbagai proses
pertumbuhan, perkembangan, dan respons tanaman terhadap lingkungan.
Hormon-hormon ini bisa bekerja sinergis (saling mendukung) atau antagonis
(saling menghambat). Interaksi fitohormon yang tepat sangat penting dalam
menjaga keseimbangan pertumbuhan tanaman, serta memastikan tanaman
dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan lingkungan.
1. Interaksi Sinergis (Kerja Sama)
Interaksi sinergis terjadi ketika dua atau lebih fitohormon bekerja bersama-
sama untuk memperkuat atau meningkatkan efek dari satu sama lain. Sinergi
antar fitohormon mengarah pada penguatan atau percepatan proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Contoh Interaksi Sinergis:
Auksin dan Sitokinin
Auksin dan sitokinin bekerja sama dalam proses pembelahan sel dan
pembentukan tunas. Auksin merangsang pembentukan akar, sementara
sitokinin merangsang pembelahan sel dan pembentukan tunas. Interaksi
keduanya penting untuk pertumbuhan akar dan tunas tanaman.
Auksin dan Giberelin
Kedua hormon ini bekerja bersama untuk pemanjangan sel. Auksin berperan
dalam memfasilitasi pemanjangan sel, sedangkan giberelin merangsang
proses pemanjangan sel pada batang. Ini memungkinkan tanaman untuk
tumbuh lebih tinggi dan mencapai cahaya yang diperlukan.
152

