Page 161 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 161
3. Auksin sebagai Herbisida. Herbisida berbasis auksin bekerja dengan cara
mengganggu keseimbangan hormon dalam tanaman. Auksin yang digunakan
dalam jumlah tinggi atau dengan sifat sintetik dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak terkendali, merusak proses metabolisme, dan
akhirnya menyebabkan kematian tanaman. Auksin alami (seperti IAA) pada
konsentrasi rendah diperlukan untuk mengatur pertumbuhan tanaman,
namun jika tanaman terpapar auksin dalam konsentrasi tinggi, mereka akan
mengalami pemanjangan sel yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
perubahan morfologi yang mengganggu pertumbuhan akar, batang, dan
daun, serta mengarah pada kekacauan pertumbuhan dan akhirnya kematian
tanaman. Herbisida berbasis auksin sering digunakan untuk membunuh
gulma yang tumbuh dengan cara meningkatkan laju pertumbuhan yang tidak
terkendali pada jaringan tanaman sasaran.
10.2.2 Sitokinin
Hormon sitokinin pertama kali ditemukan oleh F. Skoog dan C. Miller pada
tahun 1950-an. Mereka mengisolasi sitokinin dari ekstrak tanaman dan
menemukan bahwa hormon ini berperan dalam merangsang pembelahan sel
(sitokinesis) pada tanaman. Penemuan ini mengungkapkan pentingnya
sitokinin dalam pertumbuhan tanaman, terutama dalam pembelahan sel,
serta dalam pengaturan pertumbuhan akar dan tunas. Skoog dan Miller juga
menunjukkan bahwa sitokinin bekerja bersama dengan hormon auksin untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penjelasan mengenai fungsi hormon sitokinin adalah sebagai berikut.
1. Kontrol Pembelahan dan Diferensiasi Sel. Pada pembelahan sel
(sitokinesis), sitokinin mendorong pembelahan sel dengan merangsang siklus
sel, khususnya tahap-tahap G1 dan S dalam pembelahan sel. Hormon ini
memfasilitasi pembentukan dinding sel baru setelah pembelahan, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan pembentukan jaringan baru. Selain
memicu pembelahan, sitokinin juga berperan dalam diferensiasi sel. Hormon
ini mengarahkan sel-sel yang belum terdiferensiasi untuk berkembang
menjadi jenis sel yang lebih spesifik, seperti akar, daun, atau bunga,
tergantung pada konsentrasi dan keberadaan hormon lain. Sitokinin bekerja
secara sinergis dengan hormon lain seperti auksin untuk menentukan jalur
diferensiasi dan pembentukan organ.
149

