Page 206 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 206

A.  PENDAHULUAN



                Kekeringan  merupakan  salah  satu  bentuk  stres  lingkungan  yang  paling
          umum dan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

          tanaman.  Cekaman  kekeringan  tidak  hanya  memengaruhi  ketersediaan  air
          bagi  tanaman,  tetapi  juga  memicu  serangkaian  respons  fisiologis,  biokimia,

          dan molekuler yang kompleks. Dalam kondisi kekurangan air, tanaman harus
          beradaptasi        dengan       berbagai        mekanisme         untuk       mempertahankan

          kelangsungan  hidupnya,  mulai  dari  perubahan  metabolisme  hingga
          modifikasi  struktur  jaringan.  Respons  ini  sangat  penting  untuk  menjaga
          homeostasis sel dan mencegah kerusakan akibat kekurangan cairan. Selain

          itu,  cekaman  kekeringan  juga  dapat  memicu  produksi  berbagai  metabolit
          sekunder yang berperan dalam pertahanan tanaman terhadap stres oksidatif

          dan  kondisi  lingkungan  ekstrem  lainnya.  Oleh  karena  itu,  pemahaman
          mendalam  mengenai  mekanisme  adaptasi  tanaman  terhadap  cekaman

          kekeringan  menjadi  sangat  penting,  terutama  dalam  upaya  meningkatkan
          ketahanan tanaman di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu.



          B.   Beberapa prinsip respons tumbuhan terhadap lingkungan



                Tumbuhan  sebagai  organisme  sessil  tidak  dapat  berpindah  dari  satu
          tempat  ke  tempat  lain,  sehingga  seluruh  kehidupannya  bergantung  pada

          kemampuan  beradaptasi  terhadap  perubahan  lingkungan.  Prinsip  dasar
          respons  tumbuhan  terhadap  lingkungan  meliputi  plastisitas  fenotipik,
          homeostasis,  deteksi  rangsangan,  komunikasi  sel,  serta  trade-off  energi.

          Plastisitas  fenotipik  memungkinkan  tumbuhan  mengubah  morfologi,
          anatomi,  dan  fisiologi  untuk  menyesuaikan  diri,  seperti  menambah  jumlah

          stomata atau menebalkan daun. Homeostasis menjaga kondisi internal tetap
          stabil  meskipun  lingkungan  berubah.  Prinsip  deteksi  rangsangan  terjadi

          melalui  sensor  cahaya,  suhu,  air,  atau  ion,  yang  kemudian  diterjemahkan
          menjadi  sinyal  hormonal  seperti  asam  absisat  (ABA),  etilen,  dan  salisilat.

          Respons ini dikendalikan oleh komunikasi antar sel melalui regulasi gen dan
          protein, misalnya produksi heat shock protein (HSP) saat stres panas. Semua
          adaptasi  ini  menuntut  energi,  sehingga  tumbuhan  harus  memilih  antara

          pertumbuhan, pertahanan, dan reproduksi (Taiz et al., 2015; Salisbury & Ross,
          1992).







                                                                                                            194
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211