Page 272 - 9 dari Nadira
P. 272
Geila g,. Chudori
"Aku juga sedang berpikir-pikir, Kang ... Yu Nina
mengirim email dan bercerita tentang Tara."
Kali ini Arya hampir tak bisa bernafas.
"Cerita apa?"
"Ya, sama seperti Kang Arya, dia menganggap aku ha
rus menyelesaikan hal-hal yang belum tuntas dengan Tara,
Kang. Aku pikir, aku berhutang pada diriku sendiri untuk
mencari jawab. Aku harus bertemu dengan dia, dan aku
harustahu apa yang kurasakan."
"O ... "
Aryamasih diamtak menjawab. N adiraterusmenerobos
keheningan, seolah dia tengah berbicara sendiri.
"Beberapa hari terakhir, aku duduk mengikuti dan
mendengarkan suara riak Pedder Bay, seperti ritme yang
teguh, yangmenentramkan. Seperti suara lbujikadiasedang
zikir ... Kang, aku ingat suatu hari Tara pernah memberikan
seikat kembang seruni untukku ... , kembang seruni yang
disukai I bu, Kang ... Aku s e l alu berzikir untuk I bu."
Sunyi.
d
"Kang Arya benar, i dalam hati kecilku, aku menyim
pan sebuah tempat untuk Tara ... Mungkin selama ini aku
I
i
terlalu sibuk mencari i i in, mencari obor ... H idup n i selalu
saja gelap, Kang. Aku mencari dan mencari, hingga ke Pedder
Bay ... H ingga ke ujung bu kit Victoria. Dan tiba-tiba aku baru
menyadari, di mana pun aku berada, selalu ada Tara."
Sobek. Sobek. Hati Arya terkoyak-koyak.
"Kang .. ."
"Nadira .. ."
Arya tak melanjutkan kalimatnya.
****
Jakarta, Januari 2008-19 Agustus 2009
267