Page 270 - 9 dari Nadira
P. 270

beilo ,§.  Chudori





                 biru. Amalia mengambilnya  dari  tangan  Arya,  lalu  mem­
                 bacanya.
                       "Tara, Kang?"

                       Arya mengangguk dan menggaruk-garuk dagunya.
                       "Taranya Nadira?"
                       "Ngng  ... Tara teman  kantor Nadira, ya." Arya merasa

                 perlu memperbaiki kalimat Amalia.
                       Amalia  yang  sudah  mempelajari  se j arah  keluarga
                 Suwandi  luar-dalam-perkawinan,  perceraian,  kelahiran,

                 dan kematian-menghela nafas.
                                                                               .
                       "Tapi Akang bilang, Nadira kan tidak pernah .. "
                       "Entah kenapa Lia, hati kecilku mengatakan, Nadira se­
                 betulnya tak menyadari bahwa dia sangat mencintai Tara.
                 Tapi hanya dia sendiri yang tidak mengetahuinya."
                       "Waduuuuh, susah amat ya, Kang .. ."

                       "Kalauterlalu mudah, pasti itu bukan nasib keluargaku:
                 Arya mengatakan itu dengan datar; mencoba tidak pahit.
                       "Kalau  memang  Nadira cinta  mah,  ya  Nadira harus

                 dikasih  tahu  bahwa Tara  mau  menikah,  Kang:  tiba-tiba
                 Amalia panik.
                       Arya tidak  menjawab.  "Akang  sedang  mencari  cara,
                 Lia ... Saya tidak ingin menelepon dia. Mungkin ada untung­

                 nya juga dia tidak bisa menghadiri perkawinan kita," Arya
                 mengatakan  itu dengan nada pasrah. Tentu saja dia ingin
                 Nadira hadir dalam hari terpenting dalam hidupnya. Namun

                 ketika adiknya membalas sur atnya panjang-lebar menjela&­
                 kan  ketidaksiapan  dia m e n ghadapi  I n donesia yang terlalu
                 mengingatkan kegelapan hidupnya, Arya tak bisa memaksa.

                       "Lewat email juga rasanya tidak genah ya, Kang?"
                       Arya mengangkat bahu,  "Belum tahu,  Lia. Nanti saya
                 pikir-pikir dulu. Kami sekeluarga tahu betul soal Tara dan

                 Nadira ini.  Kami  tahu  Tara  menanti  Nadira begitu  lama,
                 begitu  sabar dia mendampingi  Nadira. Dialah yang s e l alu


                                                   26§
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275