Page 268 - 9 dari Nadira
P. 268
beila ,§. Chudori
"Sebaiknya kamu pulang saja ke Jakarta waktu dia ke
sini," kata Marcjengkel.
Aku tersenyum. I ni saatnya mengumumkan kepu-
tusanku yang terbaru.
"Aku memang harus pulang, Marc .. ."
Marctercengang, tapi kemudian tertawa memelukku.
"Pulanglah. Dan segera kembali. Mudah-mudahan saat
kamu pulang, komposisiku sudah selesai."
Marc tampak gembira dengan keputusanku.
"Aku benci melihat cara Rick memandangmu ... Pergilah
ke Jakarta. Kau tak harus mendengarkan arogansi Oxford
dari monyet itu."
"Aku tak pernah tertarik pada Rick .. ."
"Kau mengatakan ciumannya .. ."
"Ya, ya, ya ... ," aku tertawa, "hanya itu."
Marcmemandangkutajam, "Kautahu betapabahayanya
sebuah ciuman yang hebat?"
"Ya ... ,· aku tak bisa membantah argumen itu. Sebuah
ciuman yang hebat memang lebih berbahaya daripada seks
yang dahsyat.
Aku memandang mata Marc yang biru, • Alasanku pu
lang tentu bukan karena Rick. Aku tak peduli apakah Rick
mau menjadi dosen tamu atau dia mau berenang menye
berang Pedder Bay,• kataku dengan nada tegas.
"Ya, ya, kamu akan pulang untuk menghadiri perka
winan Arya." Marc mengangguk oepat-oepat.
"Ada soal lain yang harus kubereskan."
Kini Marcmemandangku dengan tajam. i a memegang
D
kedua bahuku, seperti takut kehilangan.
"Ada apa?" dia berbisik. Marctahu aku akan menyam
paikan sebuah berita buruk.
"Aku harus bertemu dengan Tara .. ."