Page 269 - 9 dari Nadira
P. 269
Jlt Pedder Ba�
Kedua tangan itu terasa membeku. Bola mata Marc
perlahan menjelma menjadi Pedder Bay. Biru, bening, dan
basah.
***
Amalia tengah memisah-misahkan undangan yang akan
dibawanya untuk keluarganya, teman-temannya, teman
teman ayahnya, teman ibunya; kemudian setumpuk lagi
untuk keluarga si Akang, teman-teman Akang di hutan,
kawan-kawan ayah Akang. Aduh, banyak sekali teman ayah
si Akang ini.
"I ni undangannyatidak cukup atuh, Kang ... , bagaimana
yah . .. ?" Amalia panik, tetapi mencoba mencari cara agar
undangan i l i k nya bisa disisihkan untuk pihak si Akang.
m
Si Akangtidak men den gar. Matanya memandangkeluar
jendela. D i tangannya ada sebuah undangan perkawinan
berwarna biru.
• Ayuh, Akang ... , bagaimana iniiiih?"
Akang Arya menatap kekasihnya penuh cinta.
"Terser ah, kurangi saja jatah Ayah, Lia .. ."
"Ya, jangan atuh ... I ni saya kurangi jatah teman saya,
nanti mereka saya kasih satu undangan s e kaligus s a j a.
Bagaimana?"
"Ya, boleh ... ," Arya menjawab setengah melamun.
SemulaAmalia hampir merasajengkel. Tapi dia melihat
s i Akang seperti bersusah hati.
"Kang?"
"Nnng ... "
"Mau tambah kopinya?"
Si Akang mengangguk, meski matanya tetap melayang
keluar jendela.
Amalia malah mendekati Arya. D i a baru menyadari si
Akang tengah memegang kartu undangan lain. Berwarna
264