Page 114 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 114

-..��� ��2.  SURAT  AL B AQARAH  x:> =-                                      t ·����








                               Abdur Razak meriwayatkan dari Mu'ammar, dari Qatadah, menurutnya,
                        "Ketika Allah � menyebutkan laba-laba dan lalat, orang-orang musyrik pun
                        benanya,  "Un!� �a laba-l!ll?a_dan lalat itu cJiseguJ?" lalu Allah £ menurun­
                        kan  ayat, � li-t� w u}; � � y � ,:,( � '1 all 01 �. Makna ayat tersebut
                        bahwa Allah � memberitahukaii bahwa Dia tidak'memandang remeh. Ada
                        yang menganikan, tidak takut untuk membuat perumpamaan apa saja baik
                        dalam bentuk yang kecil maupun besar .

                               Kata "C." untuk silli menunjukkan sesuatu yang kecil atau sedikit. Sedang
                             •
                        kata "L..::;.r. " ' dalam ayat itu berkedudukan sebagai badal (pengganti). Sebagai­
                        mana jika anda mengatakan, "c.�-:;. ;;_; (Aku akan memberikan suatu per­
                        umpamaan apa pun), yang berani sekecil apa saja. At au " G  "   berkedudukan
                        sebagai nakirah (i ndefinite noun) yang disifati dengan kata ba'udhah (nyamuk).
                               Firman-Nya, � 4-i:,i c;j �. Mengenai penggalan ayat ini terdapat dua
                        pendapat. Salah satunya menyatakan: "Aninya yang lebih kecil dan hina," se­
                        bagaimana jika seseorang disifati dengan tabi'at keji dan kikir. Maka orang yang
                        mendengamya mengatakan: "Benar, ia lebih dari itu," maksudnya apa yang di­
                        sifatkan.  Ini merupakan pendapat  al-Kisa'i dan Abu Ubaid, menurut ar-Razi
                        dan mayoritas muhaqqiqin.

                               Pendapat kedua menyatakan, "aninya yang lebih besar darinya," karena
                        tidak  ada yang lebih hina dan kecil dari pada nyamuk. Ini pendapat Qatadah
                        ibnu  Di'amah, dan menjadi pilihan Ibnu Jarir. Pendapat ini diperkuat oleh
                        hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Aisyah r a dhi4llahu 'a nha, bahwa
                        Rasulullah � pemah bersabda:




                        "Tidaklah seorang muslim tenusuk duri atau yang lebih besar darinya melain­
                        kan dicatat baginya derajat dan dihapuskan dosa dari dirinya". (HR. Muslim).

                               Maka Allah memberitahukan bahwa Dia tidak pemah menganggap
                        remeh sesuatu apapun yang telah dijadikan-Nya sebagai perumpamaan, meski­
                        pun hal yang hina dan kecil sepeni halnya nyamuk. Sebagaimana Dia tidak me­
                        mandang  enteng penciptaannya, Dia pun tidak segan untuk membuat per­
                        umpamaan dengan nyamuk tersebut, sebagaimana Dia telah membuat penunpa­
                        maan dengan lalar0 dan laba-laba21• Di dalam al-Qur'an terdapat banyak per­
                        umpamaan.

                                Sebagian  ulama salaf menuturkan,  "Jika aku mendengar perumpamaan
                         di dalam al-Qur'an, lalu aku tidak memahaminya, maka aku menangisi diriku,
                        karena  Allah � telah berfirm�: � 0 �L.11 ������:;c.� �Ll.! �_;a JG  �i �� �


                          Lihat surat al-Hajj ayat 73
                         20
                         21
                          Lihat surat al-Ankabut ayat 41







                                                                                                      l
           94                                                                                    Tafsir  b nu Kat
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119