Page 229 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 229
Penulis (Ibnu Katsir) berkata: "Dimasukkannya macam-macam sihir ini
ke dalam Ilmu sihir karena kelembutan jangkauannya, sebab menurut bahasa,
sihir merupakan ungkapan dari sesuatu yang sebabnya sangat lembut dan ter
sembunyi".
Abu Abdillah al-Qurthubi mengatakan: "Menurut kami (Ahlus Sunnah),
sihir itu memang ada dan memiliki hakikat, Allah menciptakan apa saja yang
dikehendaki-Nya. al itu ber e da dengan paham Mu'tazilah dan Abu Ishak
b
H
Asfarayini, seorang ulama penganut madzhab Syafi'i, di mana mereka mengata
kan bahwa sihir itu adalah kepalsuan dan ilusi belaka." Dia (al-Qurthubi)
berkata: "Di antara sihir itu ada yang berupa kelihaian dan kecepatan tangan,
misalnya tukang sulap".
Al-Qurthubi mengemukakan, "Di antara sihir ada yang menggunakan
ucapan-ucapan yang dihafal dan mantra-mantra yang terdiri dari nama-nama
Allah Ta'ala. Ada juga yang berupa perjanjian dengan syaitan, dan ada pula yang
menggunakan ramuan, dupa dan lain sebagainya."
Rasulullah A e mah bersabda:
p
i
" S esungguhnya di antara bayan itu adalah sih r . " (HR. Abu Daud dengan
sanad shahih.).
j
Hal itu bisa a di sebagai pujian, sebagaimana yang dikemukakan oleh
suatu kelompok. Dan mungkin juga merupakan suatu celaan terhadap balaghah,
dan ini, menurut al-Qurthubi yang lebih tepat, karena balaghah itu membenar
kan yang batil sebagaimana disabdakan Rasulullah A dalam sebuah hadits:
,..,..
.J.
001
J.
o ......
0
"'
0/ "'
. � / · � u · · - ·. � -. :...q �/ -c-� wi • "'·-:.� � � � �
( � � � ' ' . . � � (9""-. If"""" )
. '
"Mungkin sebagian di antara kalian lebih pandai membuat hujjahnya daripada
sebagian lainnya, lalu aku mengambil keputusan yang menguntungkannya."
(HR. Khamsah, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu a ud, Imam at
D
Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam an-Nasa'i.).
"
Dalam bukunya yang berjudul, 0 1).�1 �11:: � Jl).)'l" (Mengenal
Madzhab-madzhab yang Mulia), al-W azir Abul M u dzafar Y ahya bill Muhammad
bin Hubairah rahimahullahu telah membahas suatu bab khusus mengenai sihir.
Ia mengemukakan, para ulama telah sepakat bahwa sihi itu mempunyai hakikat
(betpengaruh), kecuali Abu Hanifah, yang mengatakan: " S ihir itu sama sekali
tidak mamiliki hakikat "
.
Para ulama, lanjut Ibnu Hubairah, berbeda pendapat mengenai orang
yang mempelajari dan mengamalkannya. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan
Imam Ahmad mengemukakan, "Orang yang mempelajari dan mengamalkan
nya dapat dikategorikan kafir." Di antara sahabat Abu Hanifah ada juga yang
2 1 0 Tafsir lbnu Kat