Page 15 - DIGITAL MODUL PAI E BOOK KU
P. 15

15


               (egosektoral). Jika ritualisme yang kita jalani sehari hari hanya sebatas dogmatif sektoral saja maka
               agama hanya akan terlihat pada cover nya saja. Islam yang humanis, ramah, bersahabat atau lebih
               tepatnya  "Islam  yang  saleh  (Santuy)"  mestinya  telah  menjadi  simbol-simbol  yang  mewarnai
               seluruh kehidupan sosial, agar dapat mengharmonisasikan nilai nilai Islam Rahmatan lil Alamin,
               Jadi, kesalehan yang ideal menurut Al-Qur'an adalah kesalehan yang memadukan secara sinergis
               antara kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Perpaduan tersebut, boleh jadi, karena dalam setiap
               kesalehan ritual terdapat unsur kesalehan sosial, demikian pula sebaliknya. Ayat-ayat Al-Qur'an
               yang berbicara tentang kesalehan dari kata Shalaha dan derivasinya sebanyak 180 kali, dibarengi
               dengan kata keimanan (seperti alladzina amanu wa amilu al-shalihat). Ini menunjukkan bahwa
               keimanan adalah fondasi dasar dalam beramal saleh, keduanya ada selalu beriringan. Kesalehan
               tak  terpisahkan  dengan  kesempurnaan  iman,  sebaliknya  kesalehan  tak  berarti  apa-apa  tanpa
               dibarengi dengan keimanan, Pada akhirnya, kesalehan sosial bertujuan untuk mencapai nilai-nilai
               sosial melalui gerakan yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan merupakan bagian dalam upaya
               untuk menghilangkan strata sosial dan ketimpangan sosial yang timbul dari kepedulian sosial dari
               dalam diri masing-masing.


                Konsep Tauhid dan Aqidah, Tauhid Pribadi, Sosial dan Kenegeraan, serta Karakteristik dan sifat
                            orang beriman  (dalalam konteks kehidupan bernegara yang pluralis)

               Pengertian Tauhid

                       Tauhid,  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  kata  tauhid  berarti  keesaan  Allah;  kuat
               kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata

               Wahhada (دحو ) Yuwahhidu (دحوي ) Tauhidan (ادحوت). Secara etimologis, tauhid berarti keesaan.

               Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan
               pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan
               berarti “mengakui akan keesaan Allah mengeesakan Allah”. bahwa tauhid bermakna “beriman
               kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “الله الا هَال” “tiada Tuhan Selain
               Allah Keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa-Tunggal-Satu”. Sedangkan ilmu sosiologi Agama Kata
               Tauhid terdiri dari perkataan “Theos” artinya Tuhan, dan “logos” yang berarti ilmu (science, study,
               discourse). Jadi Theologi berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Definisi theologi yang
               diberikan oleh para ahli-ahli ilmu agama antara lain dari Fergilius Ferm, yaitu: The discipline which
               concerns  God  (or the  Divine  Reality)  and  God‟s  relation  to  the  world  (Tauhid  ialah  pemikiran
               sistematis yang berhubungan dengan alam semesta).

               Jenis Tauhid


                   1.  Tauhid Rububiyah لاعف أب الله دارفإا

                      “Mengesakan  Allah  dalam  perbuatan-Nya”.  Maksudnya  adalah
                      meyakini hanya Allahlah yang bisa melakukan perbuatan-perbuatan
                      yang  menjadi  kekhususann-Nya,  seperti  menciptakan  makhluk,
                      mengaturnya,  memberi  rezeki,  memberi  manfa’at,  menimpakan
                      musibah/keburukan, menghidupkan, mematikan, dan lainnya yang
                      menjadi kekhususan Allah.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20