Page 24 - Monitoring Isu nasional Periode 27-31 Desember 2021
P. 24
Isu 4 Antisipasi
Varian Omicron
(27/12) - Badan Intelijen Negara (BIN) terus bergerak melakukan vaksinasi Covid-19
menyasar masyarakat umum, lansia, dan anak-anak. Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi
Gunawan mengatakan program vaksinasi dilakukan dalam rangka membentuk kekebalan
kelompok atau herd immunity. Vaksinasi yang digelar BIN turut menyasar anak usia 6-11
tahun di berbagai wilayah Indonesia.
(27/12) - Kepala Binda Jawa Barat, Brigjen TNI Deddy Agus Purwanto mengatakan pihaknya
menggelar vaksinasi di sejumlah kabupaten di antaranya Indramayu, Ciamis, Cianjur,
Sukabumi, Tasikmalaya, Majalengka, dan Cirebon.
(28/12) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan dalam sidang kabinet terkahir, kita
melakukan upaya pengetatan dalam arti beberapa hal. Pertama, yang datang dari luar
negeri betul-betul kita perketat, bahkan kita sedang melakukan upaya karantina. apakah
nanti lebih selektif penyiapan di dalam negeri dan melarang WNI untuk keluar negeri untuk
sementara ini.
(28/12) - Dari temuan satu kasus transmisi lokal Omicron di Inonesia, Dinas Kesehatan DKI
Jakarta juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf)
untuk melakukan tracing di tempat yang sempat dikunjungi pasien di SCBD di sekitar tempat
tinggal pasien selama berada di Jakarta.
(29/12) - Juru Bicara Covid-19 dari Kementrian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan
skenario pemerintah untuk antisipasi lonjakan kasus varian omicron, yaitu:
1. Pekuat pembatasan mobilitas lokal
kita harus memperkuat pembatasan mobilitas pelaku perjalanan di lokal. Pembatasan
mobilitas pelaku perjalanan lokal ini terutama akan diberlakukan di akhir atau menjelang
liburan natal dan tahun baru. Artinya bahwa kita harus terus memastikan, pelaku perjalanan
dengan moda transportasi apapun itu sudah harus mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis
lengkap, dan memiliki hasil rapid antigen negatif 1x24 jam.
2. Perkuat metode STF
S-gen Target Failure (SGTF) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
suspek atau kasus probable varian Omicron. Metode SGTF bisa dilakukan ketika Gen S pada
hasil test laboratorium menggunakan Polymerase chain reaction (PCR) tidak mampu
mendeteksi gen S pada sampel. Apabila hasil PCR itu tidak mendeteksi adanya gen S, maka
individu tersebut dianjurkan untuk melakukan proses pengecekan Whole Genome
Sequencing (WGS).
3. Perkuat surveilance
Nadia menjelaskan, memperkuat surveilance ini adalah bagaimana nanti pemerintah atau
Kemenkes mendorong semua laboratorium untuk melaporkan temuan kasus varian
Omicron. Apabila ditemukan hasil positif pada kasus Covid-19, didorong untuk segera
melaporkan yang bersangkutan atau pasien supaya segera dapat rujukan ke tempat isolasi-
isolasi terpusat.
Pemerintah masih mempertimbangkan apakah nanti pasien yang dicurigai terinfeksi
Omicron tidak bergejala bisa cukup dikarantina atau diisolasi di fasilitas yang lengkap atau
memadai, atau cukup dengan isolasi di rumah saja, sambil benar-benar menunggu hasil dari
SGTF-nya.
23