Page 2 - 14074-Article Text-41548-1-10-20161123
P. 2
BUDIMAN, SULISTYANTARA,ZAIN
perubahan RTH melalui pendekatan geometris (georeferencing) supaya sebanyak 30 titik pengamatan. Pada
pola perubahan perkembangan kota citra berada pada posisi yang penelitian ini tingkat akurasi dari
(Alonso, 1998). Sebagai indikatornya sebenarnya berdasarkan Datum hasil analis lebih dari 90%.
digunakan teori Miller (1988) yang WGS 84 dengan sistem koordinat 7. Penampilan (display), dari
menjelaskan bahwa ada tiga pola latitude-longitude. Semua hal ini hasil analisis mendapatkan peta
perkembangan kota yaitu pola dilakukan dengan tool GIS berupa landcover dengan 6 jenis landcover
konsentrik, pola sektor dan pola Arcgis 9.3 berdasarkan kordinat GPS yaitu 1) pohon, 2) lahan pertanian,
pusat lipat ganda. Perubahan RTH hasil survey lapang. Setelah file semak, rumput dan sawah 3) lahan
juga dideteksi melalui perubahan terkumpul maka langkah selanjutnya perkotaan (perumahan dan
luasannya. adalah melakukan pemotongan (clip) perdagangan), 4) lahan industri, 5)
citra berdasarkan batas kota-kota
3. Pengambilan data (capture) lahan terbuka dan 6) badan air
dilakukan dengan mengunduh yang diteliti. Langkah selanjutnya (sungai, waduk/situ). Pohon, lahan
(download) data citra landsat yang menyatukan (composite) potongan- pertanian, semak, rumput dan sawah
dibutuhkan dari website United potongan band citra dengan termasuk dalam kategori RTH.
State geological Survey (USGS) di kombinasi untuk Citra Landsat 1-6 Lahan perkotaan (perumahan dan
kombinasi
red:green:blue
adalah
www.usgs.gov berdasarkan kolom perdagangan), lahan industri, lahan
(path disingkat p) dan baris (row band 2:3:1, untuk citra landsat 7 terbuka dan badan air (sungai,
disingkat r) yang sesuai. DKI Jakarta kombinasi red:green:blue adalah waduk/situ) termasuk dalam
berada pada kolom ke-122 dan baris band 5:4:3, untuk citra landsat 8 kategori non RTH.
ke-64 (p122 r64), Kota Bandung kombinasi red:green:blue adalah 8. Hasil akhir (output), dari
berada pada p122 r65, Kota band 6:5:4. Hasil dari kombinasi ini hasil proses display dapat dideteksi
Semarang berada p120 r65, Kota akan menghasilkan citra landsat perubahan RTH berdasarkan
Yogyakarta berada pada p120 r65, dengan alami, proses ini dinamakan visualitas (pola perubahannya)
colour
composite.
itu
Setelah
Kota Surabaya berada pada p117 r66. maupun kuantitas (perubahan
Selain itu juga dilakukan dilakukan proses pengklasifikasian luasan RTH).
pengambilan data di lapangan citra landsat (remote sensing), pada
sebanyak 30 titik pengamatan penelitian ini proses HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan bantuan GPS untuk validasi pengklasifikasian menggunakan Analisis Pola Perubahan Ruang
citra. metode unsupervised classification
(klasifikasi tak terbimbing) dengan Terbuka Hijau
4. Penyimpanan data (store), iso cluster sebanyak 6 claster. Setelah DKI Jakarta
proses selanjutnya adalah itu akan didapat file .iso (dengan
melakukan ekstraksi dan nama kota dan tahun citra) sebagai Area kajian untuk DKI Jakarta
pengumpulan data citra sesuai hasil dari klasterisasi. File sampel mencakup luasan sebesar 649,71
dengan nama kota dan tahun .iso selanjutnya di analasis dengan km2. Kajian ini hanya dilakukan di
wilayah DKI Jakarta daratan, dengan
perekamannya. menggunakan tool extension yang asumsi bahwa perubahan RTH pada
bernama maximum likelihood
5. Pemilahan (query), citra wilayah DKI Jakarta kepulauan tidak
yang digunakan adalah citra dengan classification pada Arcgis 9.3 maka terlalu signifikan.
kualitas tinggi (kualitas 9) dan akan keluar hasil klasifikasi citra Hasil analisis menunjukkan bahwa
ketebalan awan atau cloud coverage berdasarkan klaster yang telah berdasarkan Miller (1988), pola
(cc) rendah (< 10%) sesuai standar ditentukan atau disebut dengan peta landcover di DKI Jakarta pada tahun
USGS. landcover. Proses validasi 1982 termasuk dalam pola
menggunakan data hasil konsentrik (Gambar 1). Pola
6. Pengolahan (analysis), pengamatan dan kordinat GPS konsentrik ditandai dengan pusat
selanjutnya dilakukan koreksi
1
2 Gambar 1. Peta landcover DKI Jakarta tahun 1982, 2000, dan 2013
8 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 6 NO 1 2014