Page 6 - 14074-Article Text-41548-1-10-20161123
P. 6

BUDIMAN, SULISTYANTARA,ZAIN





















 1


 2                             Gambar 3 Peta landcover Kota Semarang tahun 2000 dan 2013

           ini  tidak  jauh  berbeda  dengan  hasil   disebabkan karena banyak dari lahan   hotel, dan CBD yang membuat pola
           penelitian  Ekaputra  dan  Sudarwani   terbuka   yang   terlihat   ditanami   kota  Yogyakarta  berubah  menjadi
           (2013)  yang  menyebutkan  luas  RTH   dengan   pohon   yang   bisa   pola  pusat  lipat  ganda  (Gambar  8).
           Kota  Semarang  sebesar  15.894,56  ha    menghasilkan  kayu  seperti  Pohon   Hal  ini  bisa  diketahui  dengan
           (42,53%).   Meskipun    luasan   Jati  dan  Sengon  (memiliki  nilai   banyaknya  terbentuk  centra-centra
           keseluruhan  RTH  cukup  tinggi,   ekonomis  yang  tinggi)  sehingga   perdagangan   dan   sentra-sentra
           namun   RTH   publik   di   Kota   terjadi  penambahan  RTH  yang   untuk  pariwisata  yang  tersebar
           Semarang  masih  cukup  terbatas.   signifikan   seperti   terlihat   pada   merata  diseluruh  kota  Yogyakarta.
           Nugradi  (2013)  menyebutkan  RTH   Gambar   3.   Warsito   (2013)   Dari   perkembangan   kota   ini
           publik  Kota  Semarang  yang  ada   menyebutkan   berdasarkan   hasil   menyebabkan berubahnya pola RTH
           hanya seluas 1.483,32 ha atau hanya   verifikasi  didapatkan  bahwa  Kota   di Kota Yogyakarta menjadi semakin
           sebesar 3,97  %  dari  luas  kota.  Saran   Semarang  sudah  maksimal  bahkan   berkurang dan terpecah-pecah secara
           yang   diajukan   adalah   agar   sudah  melebihi  target  menanam   acak  mulai  dari  selatan  ke  utara  (
           Pemerintah  Kota  Semarang  perlu   pohon  sebanyak  1,6  juta  pohon   Gambar 4).
           segera  merencanakan  penambahan   sesuai  dengan  jumlah  penduduk
           RTH publik sebesar minimal 5.990,76   Kota Semarang. Pada Kota Semarang      Pada  tahun  2013,  pola  kota
           ha agar RTH publik Kota  Semarang   terdapat  hutan  produksi  1.559,7  ha,   Yogyakarta  tidak  berubah,  masih
           mencapai  20%.  Pengembangan  RTH   terbangunnya   hutan   mangrove   tetap dengan pola pusat lipat ganda
           publik  dapat  dilakukan  pada  RTH   seluas 140 ha.             dengan  intensitas  perkembangan
           yang  semula  bersifat  privat  yang                             yang  hampir  sama  dengan  tahun
           memiliki  luas  relatif  besar,  yaitu   Kota Yogjakarta         2000   (Gambar   4).   Hal   ini
           sebesar  44,7  %  dari  luas  kota.                              menyebabkan  pola  perubahan  RTH
           Pengembangan RTH publik ini dapat                                di  Kota  Yogyakarta  masih  tersebar
           berupa   hutan   kota,   lapangan   Luas   area   kajian   pada   kota   merata  dalam  ukuran  yang  kecil-
           bermain,   lapangan   sepak   bola,   Yogyakarta adalah sebesar 32,5 km2.   kecil,  namun  ada  penambahan  RTH
           tempat   rekreasi   publik   dan   Berdasarkan  hasil  analisis  GIS  pada   pada  bagian  pusat  yang  tersebar
           pemakaman  umum.  Pengembangan   citra  landsat  tahun  1972  didapatkan   merata, seperti terlihat pada gambar
           RTH  publik  juga  dapat  dilakukan   pola  pembentukan  kota  Yogyakarta   4.
           pada  sempadan  pantai  dan  sungai,   adalah  konsentrik  (Gambar  6).  Pola
           dengan   melakukan   pengelolaan   konsentrik  ini  dapat  dilihat  pada
           yang  memadai  Kota  Semarang  bisa   Gambar  4,  area  pusat  kota  di   Berdasarkan  hasil    Tabel  4  terlihat
           dijadikan  contoh  bagi  kota-kota   dominasi  oleh  landcover  pusat   luas  RTH  Kota  Yogyakarta  sebesar
           lainnya   dalam   menjaga   dan   perkantoran,  pusat  pemerintahan   14,30  km2  pada  tahun  1972  atau
           memperluas RTH.                 dan pusat bisnis sehingga pola RTH   sekitar   44%   dari   luas   kota
                                           menjadi    terkonsentrasi   pada   Yogyakarta.  Pada  tahun  2000,  luas
                                           pinggiran  kota  di  sebelah  barat  dan   RTH  Kota  Yogyakarta  mengalami
           Perbandingan  citra  landsat  Kota   timur.                      penurunan  menjadi  sebesar  10,725
           Semarang dari tahun  2000 dan 2013                               km2  atau  33  %  dari  luas  kota.
           menunjukkan  bahwa  tidak  terjadi                               Selanjutnya   pada   tahun   2013
           perubahan pola perkembangan kota,   Pada   tahun   2000,   pesatnya   mengalami penurunan lagi sehingga
           sehingga  pola  perubahan  RTH  di   pertambahan   penduduk   dan   hanya  tersisa  10,40  km2  atau  32  %
           wilayah   kota   Semarang   tidak   wisatawan  yang  berkunjung  ke   dari luas kota.
           berubah  dan  justru  luasan  RTH   Yogyakarta  mengakibatkan  semakin
           cenderung   meningkat.   Hal   ini   banyaknya  dibangun  perumahan,

           12   JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 6 NO 1 2014
   1   2   3   4   5   6   7   8   9