Page 1 - Buletin Perpus_Vol 1 No 2.pmd
P. 1
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE
provided by Universitas Airlangga Repository
ARTIKEL
ETIKA PELAYANAN DALAM WUJUD
KEPRIBADIAN PUSTAKAWAN
Sri Sanituti Hariadi, S.H., M.S
Staf Pengajar Fisip Unair
Abstrak
Perpustakaan merupakan lembaga yang non profit, Sumber Daya Manusia yang berperan didalamnya perlu
integritas dan dedikasi yang tinggi, yang mengutamakan kualitas pelayanan, dengan kepribadian Pustakawan.
Memiliki kualitas pelayanan, di samping kemampuan kognitif (kompetensi keilmuan sebagai pustakawan), juga
kemampuan psikomotorik atau ketrampilan, yang tidak kalah penting pemilikan akan afeksi, yang berhubungan
dengan psikologi dan tingkah laku.
Perilaku Pustakawan sering menjadi sorotan pengunjung/pengguna perpustakaan; dari perilaku tersebut
dapat ditengarai apakah perpustakaan dengan petugas/pustakawannya itu betul profesional atau tidak. Perilaku
akan berkaitan dengan etika dan etiket pelayanan, yang tampaknya banyak dikeluhkan oleh pengunjung/pengguna
perpustakaan, seperti muka cemberut, kasar, galak, suka membentak, tidak care, kepribadian yang tidak
menyenangkan, yang akhirnya bermuara pada pelayanan yang tidak prima. Maka dalam hal ini diperlukan adanya
konstruksi potensi pribadi profesional.
PENDAHULUAN profit, perlu memahami jenis Perpustakaan apa
yang sedang dikelola, apakah Perpustakaan Umum,
Perpustakaan adalah lembaga yang tidak atau Perpustakaan Khusus, atau Perpustakaan
memproduk barang, melainkan jasa yang tidak Sekolah, atau Perpustakaan Perguruan Tinggi, yang
berimplikasi pada uang, dan konon tidak banyak masing-masing memiliki visi, misi, tujuan, ciri/
ditengok oleh masyarakat Indonesia, kecuali bila karakter yang berbeda. Dari perbedaan-perbedaan
ada suatu kebutuhan akan informasi atau sosok itu, ada hal yang sama yaitu tentang pelayanan
yang memang gemar membaca. Hal lain yang Perpustakaan yang mengkait dengan sumber daya
mungkin menjadi indikator karena sistem manusianya (SDM) yang melayani. Kalau
pelayanan yang kurang menstimulasi masyarakat disepakati bahwa Perpustakaan itu merupakan
pengguna/pengunjung segan untuk mengakses. lembaga yang non profit, SDM yang berperan
Oleh karena itu bila telah sepakat mengadakan didalamnya perlu integritas dan dedikasi yang
perpustakaan maka akan dipahami kondisi apa yang tinggi, yang mengutamakan kualitas pelayanan,
akan dihadapi. Apalagi di era kapitalistik, imbalan dengan kepribadian pustakawan. Memiliki kualitas
akan menjadi sorotan utama. Inilah antara lain pelayanan, di samping kemampuan kognitif
mereka yang berpendidikan perpustakaan enggan (kompetensi keilmuan sebagai pustakawan), juga
menjadi Pustakawan, karena Perpustakaan tidak kemampuan psikomotorik atau ketrampilan, yang
menjanjikan gelimangan uang, kecuali tidak kalah penting pemilikan akan afeksi, yang
perpustakaan yang kreatif-inovatif dan mempunyai berhubungan dengan psikologi dan tingkah laku.
peluang serta akses yang bernilai ekonomi. Perilaku Pustakawan sering menjadi sorotan
Tentang sistem pelayanan yang memadai pengunjung/pengguna perpustakaan; dari perilaku
sebagai Perpustakaan yang pada umumnya non tersebut dapat ditengarai apakah Perpustakaan
8