Page 2 - Buletin Perpus_Vol 1 No 2.pmd
P. 2
dengan Petugas/Pustakawannya itu betul Pada etika tidak terbatas pada cara melakukan
profesional atau tidak. Perilaku akan berkaitan perbuatan, tetapi etika juga memberi norma tentang
dengan etika dan etiket pelayanan, yang tampaknya perbuatan itu sendiri, yang menyangkut manusia
banyak dikeluhkan oleh pengunjung/pengguna secara utuh dari dalam hati nurani. Menilai baik-
perpustakaan, seperti muka cemberut, kasar, galak, buruk suatu tindakan yang dilakukan dengan
suka membentak, tidak care, kepribadian yang sengaja, dengan kesadaran, yang bersangkutan tahu
tidak menyenangkan, yang akhirnya bermuara pada baik dan buruknya. Oleh karena itu disebut manusia
pelayanan yang tidak prima. Inilah antara lain yang etis yaitu bila manusia itu bertingkah laku baik,
menyebabkan perpustakaan kurang diminati bertanggung jawab dan berkepribadian.
pengunjung sebagai lembaga jasa. Indikator Etika menyangkut masalah apakah suatu
keberhasilan suatu perpustakaan antara lain bila perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
pengunjung dan pengguna banyak mendatangi dan dilakukan. Selain itu selalu berlaku walaupun tidak
atau menggunakan perpustakaan Selanjutnya apa ada orang lain, bersifat absolut, tidak dapat ditawar
yang dapat dilakukan oleh Perpustakaan untuk tawar lagi. Contoh: barang yang dipinjam harus
meningkatkan pelayanan? Hal yang sangat efektif dikembalikan walau pemiliknya lupa; seorang
yaitu memberikan pemahaman dan pelatihan, pimpinan lembaga memarahi bawahannya di depan
dengan evaluasi berkala tentang etika dan etiket orang lain, hal-hal semacam itu bisa disebut
perilaku serta kepribadian Pustakawan dalam tindakan tidak etis. Etika bukan hukum tapi lebih
pelayanan Perpustakaan. pada pengertian moral dan agak beda dengan etiket.
Etiket diidentikkan dengan tata-cara dan tata-
krama dalam perilaku maupun dalam menggunakan
ETIKA DAN ETIKET bahasa (berinteraksi), dipakai dalam pergaulan.
Etika atau ethics (bahasa Inggris), Oleh karena itu etiket lebih merupakan sekumpulan
mengandung banyak pengertian, dari segi etimologi peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun
istilah etika berasal dari bahasa Latin ethicus penting untuk diketahui oleh setiap orang untuk
(dalam bahasa Yunani ethicos) yang berarti disebut beradab dalam hubungan satu sama lain
kebiasaan. Awalnya, yang dikatakan baik adalah dalam pergaulan. Tetapi bila tidak ada orang lain
yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Lambat atau tidak ada saksi mata, maka etiket itu tidak
laun bergeser menjadi ilmu yang membincangkan berlaku dan sifatnya relatif, lebih pada segi lahiriah
masalah perbuatan/perilaku manusia mana yang saja daripada nurani. Etiket atau tata-krama
dinilai baik dan mana yang tidak baik. Sedangkan bukanlah pelajaran yang perlu dipahami sebagai
istilah etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette ilmu pengetahuan, melainkan suatu kebiasaan yang
yang berarti kartu undangan yang lazim dipakai dapat dilakukan setiap orang. Penekannya pada
raja-raja Perancis jika mengadakan pesta. kebiasaan yang benar, yang merupakan kebutuhan
Perkembangan berikutnya, istilah etiket tidak lagi primer agar dapat diterima di lingkungan saat kita
berarti kartu undangan, melainkan lebih menitik hadir. Kunci utama penerapan etiket adalah
beratkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara memperlihatkan sikap penuh sopan santun, rasa
berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu dan hormat terhadap keberadaan orang lain dan
bentuk-bentuk kesopanan lainnya. Jadi etiket mematuhi tata-krama yang berlaku pada
adalah aturan sopan santun dalam pergaulan. lingkungan/kebudayaan tempat kita berada. Namun
Perkembangan berikutnya istilah etika dan yang dianggap tidak sopan dalam sebuah
etiket dalam kehidupan sehari hari sering diartikan kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam
sama, dan digunakan bergantian. Etika dan etiket kebudayaan lain. Contoh: makan dengan tangan,
memang menyangkut perilaku manusia secara bersenggak sesudah makan. Kalau di Perpustakaan
normatif, apa yang seharusnya dilakukan dan apa perilaku lahiriah yang belum menunjukkan sikap
yang tidak boleh dilakukan. profesional pustakawan, bila melayani dengan
ogah-ogahan, cemberut, kurang ramah, bicara
9