Page 111 - Aku dan Ana
P. 111
Aku pun meletakkan handphoneku kembali
dan mencoba santai dengan semuanya.
Mencoba terbiasa dengan keadaan hari ini,
memang susah untuk membiasakan diri karena
yang dulunya begitu ramai sekarang bahkan
satu pun tak ada.
“Kenapa?”
“Nggak apa-apa, lanjut gih minumnya!”
ucapku.
"Tau nggak, setiap orang ada waktunya di
hidup kita, ketika waktu itu sudah habis maka
dia tidak akan ada lagi bersama kita, bahkan ini
juga menyangkut kamu maupun aku,” ucap
Ana.
Saat Ana bicara, aku pun menatapnya
sejenak lalu kembali menarik nafas dengan
kuat. Lalu, Ana yang tadinya memegang cangkir
tehnya pun meletakkan cangkir tersebut di
106
Aku dan Ana | Nur Wahid