Page 109 - Aku dan Ana
P. 109
menjawab pertanyaan Ana kemudian
mendongakkan kepalaku dan kembali menarik
nafas dan menghembuskannya dengan berat.
Ketika Ana melihatku menghembuskan nafas
dengan berat, ia pun langsung tertawa dan lagi-
lagi aku kaget dengan tawanya. Tatapanku pun
langsung menatap dirinya yang sedang tertawa
ngakak.
“Hadeh, ganggu aja. Baru juga pagi-pagi we.”
"Kenapa dah, hadeh. Jangan terlalu mikir
keras, kalau gila gimana, hahaha."
"Nggak, aku bukan mikir keras, ini lagi
mengosongkan pikiran aja," ucapku dengan
santai.
“Heleh, percaya amat aku. Dari kemarin
kamu gini terus dan ujungnya lagi mikirin si
dia.”
104
Aku dan Ana | Nur Wahid