Page 114 - Aku dan Ana
P. 114
“Iya sih, kamu benar. Harusnya aku tidak
terlalu fokus ke rasa sakitnya, aku harus
mengambil pelajaran agar kedepannya hal ini
tak terulang lagi kepadaku.”
“Nah, tapi apa pun itu, minum dulu tehnya,
keburu dingin."
Sejenak aku menatap Ana lalu menatap the
yang dibuatnya.
"Hmm, aku boleh nanya? Ini gulanya berapa
sendok?" tanyaku curiga.
Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu,
aku malah kepikiran dengan lima sendok gula
dari Ana.
"Normal kok itu, hahaha. Curigaan amat."
“Beneran?”
“Iyaaa!”
Sejenak kutatap Ana lalu mengangkat
cangkir teh milikku perlahan-lahan lalu
109
Aku dan Ana | Nur Wahid