Page 217 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 217
yang dirindukannya.
“Jangan kau mendekat! Kenapa kau
suruh saya membersihkan kotoran anakmu?
Kasar sekali tutur bahasamu!“ Awies marah
sekali kepada Gete. Gete hanya bisa
menunduk diam sambil menangis.
“Maafkan saya, Kak. Saya tidak tahu
Kaka datang hari ini. Jika tahu yang berteriak
kaka, saya tidak mungkin berteriak seperti
itu,“ ratap Gete di hadapan Awies.
Awies benar-benar marah. Ia menepis
tangan Gete yang berusaha memeluknya.
“Gete, ini sambutanmu kepadaku?
Jauh-jauh saya datang untuk menjengukmu
melihat keadaanmu.”
“Ampun, Kaka.”
208 209