Page 221 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 221
lalu,“ kata Awies dengan tajam.
Gete gemetar ketakutan melihat
kemarahan Awies. Terlebih lagi melihat Awies
membawa pasukan dengan pakaian perang.
“Kaka, ampun….! Saya tidak sengaja,
karena tidak tahu yang berteriak memanggil
itu kaka.”
Gete berkata dengan air mata
bercucuran. Ia sangat sedih karena Awies
tidak bisa memaafkan perbuatannya.
Gete berusaha mengeluarkan barang-
barangnya kembali untuk membayar adat.
Tetapi Awies tidak bergeming. Ia tetap kukuh
tidak mau memaafkan Gete. Awies sangat
terluka, dan menganggap Gete telah menginjak
harga dirinya sebagai seorang laki-laki.
212 213