Page 403 - E-Book seni budaya kelas 12
P. 403

B. Tenik Karya Cipta Teater

                     Sebuah konsep kekaryaan teater harus didukung oleh teknik penggarapan yang
                     memadai agar ide-ide  dalam konsep dapat dikom unikasikan kepada penonton.



                     Hal-hal teknis yang harus digarap meliputi:

                     1.  Lakon atau Naskah Drama.
                         Lakon atau naskah adalah materi yang dijadikan bahan pementasan.
                     Tanpa lakon, tidak ada yang ingin dipentaskan atau ingin digarap melalui
                     media teater. Di samping harus menyediakan lakon, juga memilih bentuk
                     serta jenis lakon yang sesuai dengan kemampuan para pendukung teater.
                     Sebab ada lakon yang sulit untuk dipahami apalagi dipentaskan. Kalaupun
                     dapat, memerlukan pengetahuan yang sangat tinggi baik dibidang teater
                     itu sendiri, dibidang sastra, serta pemahaman  budaya secara luas. Oleh
                     karena itu lakon mutlak harus dipahami dulu oleh penggarap teater sebelum
                     nantinya  secara  otomatis  penonton  pun ikut  paham.  Dengan memahami
                     lakon akan cepat mendapatkan ide-ide untuk sebuah garapan pertunjukan.
                     Di dalam lakon terdapat tema atau dapat disebut inti ceritera yang merupakan
                     pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada penonton. Ada lakon yang
                     terdiri dari beberapa tema (multitematik) dan ada lakon yang hanya terdiri
                     dari satu tema (monotematik).  Begitu juga dalam pembabakannya  dan
                     pengadegannya, ada yang beberapa babak, ada yang hanya satu babak dan
                     beberapa adegan. Lakon atau Naskah adalah bahan baku untuk membuat
                     sebuah garapan Teater.
                     2.  Pentas

                         Panggung  atau  pentas  ditata  oleh  seorang  seniman  penata  sebelum
                     dipergunakan untuk pertunjukan. Karya seni dimaksud disebut Tata Pentas,
                     sedangkan  orang yang menatanya  disebut  Penata  Pentas. Pentas pada
                     dasarnya adalah karya seni  yang ikut menjelaskan gagasan-gagasan yang
                     terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual (dapat dilihat).

                         Dilihat dari bentuk fisiknya, pentas atau panggung tempat pertunjukan
                     di Indonesia pada garis besarnya ada dua. Yang pertama adalah pentas yang
                     berbentuk  prosenium  yang  disebut  juga  Teater  Prosenium.  Ciri-cirinya
                     adalah bahwa bentuk pentas ini senantiasa terdapat jarak antara tempat
                     permainan dengan tempat penonton.  Jarak tersebut nampak pada ketinggian
                     tempat permainan  (panggung) dengan tempat penonton tidak sama. Tempat
                     permainan biasanya lebih tinggi atau lebih rendah dari tempat penonton.




                   Seni Budaya                                                            389
   398   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408