Page 21 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 21
Formator Nasional
Yesus mengajar para murid-Nya dengan cara yang radikal:
Setiap orang yang mau mengikuti Aku,
ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku. (Luk. 9:23)
Bagaimana menyangkal diri dan mengikut diri-Nya, telah ditunjukkan secara radikal pula:
Menjadi miskin, artinya hidup bersandar seutuhnya pada kehendak Allah, bukan
pertama-tama pada kemampuannya, seperti harta, kepandaian dll.
Menjadi lapar dan haus, akan keadilan yang bersumber dari Allah, melalui tangan-
tangan manusia, demi kepentingan orang lain atau sesama.
Menjadi pemurah, karena mementingkan keperluan mereka yang tersingkir, orang
sakit, orang asing, tahanan dan orang berdosa.
Menjadi suci hatinya, laksana kaca yang mampu ditembus cahaya, dan hati kita
diharapkan mampu ditembusi cahaya atau Terang Allah.
Menjadi rendah hati, setia sabar, mencontoh perendahan Yesus sebagai Anak Allah
bersedia menjadi manusia miskin dan hina.
Membawa kedamaian, membangun tembok (benteng) untuk melawan segala macam
kekerasan, membangun jembatan sebagai penghubung pertikaian.
Tuntutan Yesus demikian radikal, yang berarti kita harus menyerahkan seluruh hidup kita
seutuhnya pada-Nya, menurut Sabda Bahagia (Mat. 5:1-12) kelak akan berbahagia di surga,
namun sebenarnya kebahagiaan telah terwjud dalam hidup kita selama kita mampu menempuh
jalan tsb. Untuk melaksanakan perintah Yesus kita membutuhkan tuntunan atau petunjuk, agar
kita mampu bergerak maju menuju yang diajarkan Yesus. Petunjuk telah dinubuatkan oleh
Yesaya: Kamu akan Kuberi hati yang baru,roh yang baru dalam batinmu ... sehingga kamu
hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang teguh pada peraturan-peraturan-
Ku dan melakukannya. (Yes. 36:26-27). Kesulitan, beban berat yang kita hadapi akan sirna,
karena kuk yang dikenakan pada kita akan enak dan beban akan ringan. (Mat. 11:28-30). Roh
Kudus mampu membuat kita seperti batu-batu hidup untk membangun cinta kasih Allah. Roh
yang sama telah memberi kekuatan pada Santo Fransiskus untuk mengucapkan “Tuhan,
jadikanlah aku pembawa damai”, karena perintah Yesus adalah “cinta kasih” seperti
dipesankannya.
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di
dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-
Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. (Yoh. 15:9-10).
Karena kehadiran Yesus Kristus ke dunia bukan untuk menghapus hukum Taurat, melainkan
untuk melengkapinya maka Sepuluh Perintah Tuhan pun mengalami penyempurnaan. Tradisi
kristiani berusaha merumuskan kembali dengan diilhami oleh iman kristiani, sehingga siap
dipakai oleh para pewarta kabar sukacita. Sepuluh perintah Tuhan demikian mudah untuk
dimengerti meskipun dari kacamata kaum awam sekalipun. Beginilah bunyinya:
Akulah Tuhan Allahmu:
1. Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan kasihilah Aku lebih dari segala
sesuatu.
2. Jangan menyebut Nama Tuhan, Allahmu, tidak dengan hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan
4. Hormatilah ibu-bapakmu
5. Jangan membunuh
6. Jangan berbuat cabul
7. Jangan mencuri
20