Page 17 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 17
Formator Nasional
Untuk memastikan kematian-Nya, kaki tidak dipotong sebagaimana kedua orang yang
disalibkan bersamanya, namun lambung-Nya ditombak.
Menurut tradisi atau adat istiadat Yahudi, mayat-mayat hasil penyaliban harus
diturunkan dan dikubur atau dimakamkan, demikian pula hal dengan Yesus. Yesus
dikuburkan pada sebuah kuburan yang baru, artinya sebelumnya tidak pernah dipakai.
Tentang “kuburan” Sto. Paulus mengatakan:
Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh babtisan dalam kematian,
supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan
Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (Rom. 6:4)
Artinya babtisan bagi kita merupaka awal kehidupan kristiani, dosa-dosa asal kita telah
dihapuskan berkat pembabtisan, sedangkan kubur bagi Yesus adalah tempat penantian,
karena Ia segera bangkit. Itu iman kita.
Kebangkitan Yesus adalah kebenaran yang harus ditegakkan, karena merupakan
puncak kepercayaan atau iman kita, sebagaimana dituliskan oleh penulis perdana:
Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji
yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita,
keturunan mereka dengan membangkitkan Yesus seperti yang ada tertulis dalam
mazmur kedua:
Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau hari ini.
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan
kembali kepada kebinasaan. (Kis. 13:32-34)
Misteri kebangkitan Yesus Kristus adalah suatu fakta historis sebagaimana dikatakan
oleh Sto. Paulus kepada para jemaat di Korintus dan Roma
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan
Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari
ketiga sesuai dengan Kitab Suci. (1 Kor. 15:3-4)
Injil telah menjanjikan-Nya sebelum dengan perantaraan nabi-nabinya dalam kitab-
kitab suci tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan
Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara
orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
(Rom. 1:3-4)
Jadi dapat disimpulkan, kebangkitan Yesus Kristus adalah karya Allah Tritunggal
Mahakudus, sebagaimana ditegaskan oleh Yesus:
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikan
menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa
mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku (Yoh. 10:17-18)
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke Surga,
lalu duduk di sebelah kanan Allah. (Mrk. 16:19)
Apa yang dituliskan oleh Penginjil Markus menunjukkan, bahwa kemuliaan dan
kehormatan Allah, harus dinyatakan. Di mana Putera-Nya yang sehakekat dengan
Bapa, duduk secara badani di samping-Nya, dikatakan secara badani karena
mengandung arti daging-Nya akan tetap dimuliakan. Dalam kehidupan umat beriman,
16