Page 18 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 18

Formator Nasional



                          maka  daging  Yesus  Kristus  nampak  dalam  roti  tak  beragi  yang  kita  santap  dalam
                          perayaan  Ekaristi,  ini  menunjukkan  awal  kekuasaan  Yesus  sebagai  Mesias,
                          sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Daniel:
                          Lalu  diberikan  kepadanya  kekuasaan  dan  kemuliaan  dan  kekuasaan  sebagai  raja,
                          maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
                          Kekuasaannya yang kekal,yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan
                          yang tidak akan musnah. (Dan. 7:14)

                          Sto.  Paulus  dengan  tegas  mengungkapkan  dalam  suratnya  kepada  umat  di  Roma
                          bahwa  dalam  kodrat  Yesus  sebagai  manusia,  Ia  ikut  serta  dalam  kekuasaan  dan
                          kewenangan Allah mengadili orang hidup dan mati:
                          Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan,
                          baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Rom. 14:9)

                          Selanjutnya dituliskan kepada umat di Effesus:
                          Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana
                          kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam
                          Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus
                          sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun di bumi. (Ef. 1:9-10)

                          Jadi,  secara  implisit  seluruh  rencana  penyelamatan  Allah  telah  terpenuhi  melalui
                          Putera-Nya Yesus Kristus Tuhan kita, karenanya dengan tegas Konstitusi Dogmatis
                          tentang Gereja menjelaskan:
                          Misteri  Gereja  Kudus  itu  diperlihatkan  ketika  didirikan.  Sebab  Tuhan  Yesus
                          mengawali  Gereja-Nya  dengan  mewartakan  kabar  bahagia,  yakni  kedatangan
                          Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab. (LG No.
                          3)

                          Para  Fransiskan  Awam  hendaknya  meyakini  bahwa  Roh  Kuduslah  yang  telah
                          memanggil mereka untuk bergabung dalam persaudararan, karena OFS adalah benar-
                          benar  panggilan  hidup.  Bersama  meneladani  Bunda  Maria  dan  persekutuan  para
                          Kudus dalam menanggapi panggilan Sabda Allah. Sebagai Fransiskan Awam yang
                          telah melaksanakan pertobatan, sdah sepantasnya pelaksanaan penerimaan Sakramen
                          Tobat pada kesempatan pertama, tidak perlu menunggu masa Paskah atau menjelang
                          Natal. Sakramen Tobat adalah karena cinta kasih-Nya pada umat-Nya maka Tuhan
                          senantiasa memberi kesempatan bagi umat-Nya yang tersesat untuk kembali pada-
                          Nya.  Dengan  pertobatan,  maka  kita  nantinya  dapat  dimasukkan  ke  dalam  umat
                          beriman  yang  akan  dibangkitkan,  bersama  dengan  para  kudus  dan  bunda  Maria,
                          dalam kehidupan kekal. Itulah seluruh iman kepercayaan kita.

                          Bila kita senantiasa menyadari bahwa Yesus yang berkenan wafat di kayu salib demi
                          dosa-dosa kita dan telah dibangkitkan. Kebangkitan-Nya telah menganugerahkan pada
                          kita Gereja  yang dipimpin-Nya, maka sudah layak dan sepantasnya kita mematuhi
                          seluruh perintah-perintah-Nya dengan rasa cinta kasih dan kerendahan hati, karena
                          sebenarnya kerajaan Allah hanya dapat terwujud bila Kristus telah meraja di dalam
                          kehidupan kita. Untuk mampu mewujudkan hal tsb kita hendaknya mampu melihat
                          “wajah  Yesus”  pada  setiap  orang  yang  kita  jumpai  “itulah  damai  sejahtera  atau
                          syalom” sebagaimana dipesankan oleh Sto. Paulus pada umatnya di Korintus:
                          Tetapi  kalau  segala  sesuatu  telah  ditaklukkan  di  bawah  Kristus,  maka  Ia  sendiri
                          sebagai  Anak  akan  menaklukkan  diri-Nya  di  bawah  Dia,  yang  telah  menaklukkan
                          segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua dalam semua. (1 Kor.
                          15:28)


                                                             17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23