Page 16 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 16
Formator Nasional
Makna Penyaliban bagi kita:
Teologi kemartiran – eskatologis
Eschatology (Yunani) suatu cabang ilmu pengetahuan tentang teologi sistematik hal-
hal terakhir atau kepenuhan Kerajaan Allah. Yesus mewartakan bahwa secara hakiki
Kerajaan Allah sudah datang, karenanya Ia mengajar umat untuk senantiasa bertobat,
berlanjut dengan segala karya-Nya, wafat dan kebangkitan-Nya. Sementara itu
kehadiran Yesus di masyarakat Yahudi tidak sepenuhnya diterima, tradisi yang dianut
masyarakat setempat senantiasa mengajarkan bahwa seorang nabi selalu bersedia mati
demi keyakinan yang dibawanya (bdk. Mat. 5:11-12 & Luk. 6:22-23), sehingga
mereka beranggapan bahwa kematian Yesus sebagai konsekuensi tugas kenabian-Nya.
Wafat-Nya di kayu salib dianggap wajar, sebagai akhir tugas kenabian-Nya, tanpa
harus melihat latar belakang kehadiran Yesus di dunia, karena takut atas pengaruh para
imam besar bangsa Yahudi.
Teologi tata penyelamtan Ilahi
Ajaran Gereja Perdana mengatakan bahwa rencana Penyelamatan Allah bagi umat-
Nya berawal dari Perjanjian Lama dan terpenuhi dalam Perjanjian Baru, dan Yesuslah
sebagai pelaksana-Nya (bdk. Kis. 2:23). Semua rencana Allah telah diketahui oleh
Yesus sendiri, namun kemanusiaan-Nya membuat Ia ketakutan dan keringat dingin-
Nya menetes seperti tetesan darah tatkala mengetahui kematian-Nya sudah dekat (bdk.
Luk. 22:44). Teologi bangsa Yahudi mengakui bahwa penderitaan adalah pelajaran
dari Allah (bdk. Keb. 11:23 & Ayub 32-37). Seluruh rencana Allah senantiasa
terwujud, terbukti dengan berbagai alasan bangsa Yahudi menentang kehadiran Yesus,
sehingga “hamba yang terurapi” melaksanakan segala sesuatu selaras dengan
kehendak Allah dalam pelaksanaan karya penyelamatan-Nya. (Kis. 4:27-28).
Bangsa Yahudi sama sekali tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan “kematian
Yesus” demi karya penyelamatan Allah. Kematian-Nya demikian berbelit-belit
melibatkan banyak orang dari Yudas Iskariot, Majelis Agung, Ponsius Pilatus sampai
para serdadu Roma.
Teologi Penebusan – Satereologie
Kematian Yesus Kristus adalah sebagai silih atas segala kesalahan umat manusia yang
tidak mempunyai hati untuk berbakti kepada Allah, namun Allah tetap memberi jalan
untuk pertobatan mereka (bdk. Ibr. 6:6). Para penulis Injil Sinoptik juga berpendapat
yang serupa (Mrk. 10:45; Mat. 20:28). Bahkan Lukas menuliskannya secara sangat
jelas baca Injil Lukas 18:31-34.
Nabi Yesaya telah menubuatkan peristiwa ini.
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang
dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu;
sebagai orang yang benar,
akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul. (Yes. 53:11)
Santo Paulus dengan sangat cermat merumuskan iman apostolik tentang seluruh
rencana Allah sbb:
Kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia, yang kamu
warisi dari nenek moyangmu ... dst... telah ditebus dengan darah yang mahal yaitu
darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat (1 Ptr. 1:18-20)
15