Page 11 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 11

Formator Nasional



                          Dan masih  banyak peristiwa lain  yang membuat para imam  dan orang lain  heran,
                          karena tidak mampu menerima atau menangkap maknanya.

                   Bagi-Nya,  “Cinta  kasih”  adalah  melebihi  segala-galanya,  Allah  tidak  akan  menghukum,
                   melainkan memberi ampun, hukum kasih adalah cara Allah memperlakukan para umat-Nya.
                   Dengan  berbagai  perumpamaan,  Yesus  mewartakan  Allah  ibarat  raja  yang  memberi
                   pengampunan, ibarat peminjam uang yang mau menghapus uang pinjamannya, ibarat gembala
                   yang mencari dombanya yang hilang. Dengan berbagai cara Yesus menekankan bahwa:
                   Allah memberi tanpa batas, dan kita diajak untuk bertindak seperti Allah sendiri, memberi
                   pengampunan 70x7 sehari, karena pengampunan yang kita lakukan ibarat merupkan pantulan
                   kecil dari pengampunan yang telah kita terima dari Allah.

                   Tidaklah  mengherankan  bila  pewartaan  dan  yang  telah  Yesus  lakukan  menimbulkan
                   pertentangan, yang pada akhirnya menuntut ke penyaliban. Meskipun demikian, pokok-pokok
                   konflik antara Yesus dengan para pengikut-Nya melawan kaum penguasa dapat dengna jelas
                   kita baca dalam ke 4 Injil. Kesemuanya, baik penguasa ataupun Yesus mengatakan bahwa
                   mereka demi Allah dan bangsanya. Kedua-duanya demi Allah. Imam Agung didukung oleh
                   jabatan, pendidikan, pengaruh dan kuasa, sementara Yesus didukung oleh pribadi-Nya. Para
                   murid Yesus sangat kebingungan menanggapi peristiwa ini, di satu pihak mereka adalah orang
                   Yahudi yang mengakui bahwa Imam Agung dipilih oleh Allah dan mewakili-Nya di dunia
                   atau sebagai kepanjangan tangan-Nya. Di pihak lain, mereka mengenal Yesus, sebagai orang
                   yang berani, berwibawa, beriman dan bebas (periksa pendahuluan) yang memberi kesan Ia
                   tahu benar apa  yang dikehendaki Allah. Pada akhirnya, para murid mengungkapkan iman
                   mereka, sebagai jawaban atas pertanyaan sekitar Tuhan Allah mereka. Rumusan singkat ini
                   biasa disebut sebagai Syahadat, merupakan ringkasan kisah panjang atas peristiwa Yesus.
                   Kebangkitan Yesus dari alam maut merupakan pusat pembuktian siapa sebenarnya Yesus itu.
                   Sebelum peristiwa ini Yesus telah ber-Abba kepada Allah, Bapa tercinta. Kebangkitan-Nya
                   merupakan  dua  peristiwa  yakni  pewahyuan  dan  pengutusan  Roh  Kudus.  Allah  berkenan
                   membangkitkan Yesus dengan pencurahan Roh Kudus.

                   Dalam Roh yang sama kita dapat mengenal Yesus dan dapat mengikuti-Nya. Putera Allah
                   yang selalu berbela rasa dengan sesamanya, Roh ini pula yang menjadikan kita warga umat
                   Kristiani menjadi garam dan terang dunia. (bdk. Mat. 5:13)

               3.  SYAHADAT
                   Syahadat  (Credo=latin)  merupakan  pengakuan  atau  kesaksian  atas  pokok-pokok  iman
                   Kristiani, yang percaya kepada Allah Bapa yang telah mengutus Yesus Kristus Putera-Nya
                   yang tunggal kepada kita, agar kita dapat bersatu dengan-Nya dalam Roh Kudus. Syahadat
                   para Rasul baik hasil Konsili Nicea (th. 325) disempurknakan dalam Konsili Konstantinopel
                   (thn.  381)  mempunyai  bagan  yang  sama:  Aku  percaya  akan  satu  Allah,  Bapa  yangmaha
                   kuasa........ Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal ......... Aku percayakan
                   Roh  Kudus  ..........  Gereja  yang  satu,,  kudus,  katolik  dan  apostolik.....  Yang  kesemuanya
                   selaras dengan Allah Trinitas; Allah Pencipta, Allah Penyelamat dan Allah Pembaharu.
                          Allah Pencipta: Dalam Kitab Suci Perjanjia Lama Kej 1 dan 2 merupakan “prakata”
                          dari suatu “perjanjian antara Allah dengan umat-Nya”. Di antara langit dan bumi tidak
                          dibenarkan kita sembah karena itu semua adalah hasil ciptaan-Nya. Berdosa bila kita
                          menyembahnya. Dosa adalah keadaan di mana demoni atau setan atau keegoan yang
                          menguasai kita sedemikian rupa sehingga kita tidak mampu berbuat lain dari pada
                          menyerahkan diri padanya. Dosa asal adalah kesalahan yang bukan karena perbuatan
                          sendiri, melainkan karena lahir dalam keadaan konkret umat manusia yang berdosa,
                          artinya  “kasih  Allah  tisak  dibalas  dengan  kesetiaan,  melainkan  dengan  hal  yang
                          berlawanan dengan kasih.”


                                                             10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16